Tradisi Silaturahim di Pasaman Barat Tetap Terjaga

Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 30 Jul 2014 09:50 WIB

Sejumlah warga secara berderet-deret saling bersalaman dalam sebuah halal bihalal Idul Fitri. Foto: Republika/Aditya Pradana Putra Sejumlah warga secara berderet-deret saling bersalaman dalam sebuah halal bihalal Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK, SUMBAR -- Tradisi halal bihalal sebagai sarana silaturahim antara keluarga dan warga saat Idul Fitri 1435 Hijriyah di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, masih tetap terjaga dan terpelihara.

"Kegiatan kunjungan ke rumah sanak keluarga merupakan agenda rutin saat Lebaran. Kegiatan saling mengunjungi merupakan upaya mempererat tali persaudaran antara sesama umat Muslim setelah menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh," kata salah seorang warga Simpang Ampek, Ali (43), Rabu (30/7).

Ia mengatakan kegiatan silaturrahim merupakan salah satu bentuk kelengkapan ibadah umat Muslim dalam melaksanakan hari kemenangam 1 Syawal 1435 Hijriyah.

"Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan halal bil halal ini maka ibadah kita semua selama bulan suci Ramadhan diterima oleh Allah SWT," katanya.

Menurut dia, silaturrahim antara keluarga dan warga harus terus dijaga oleh generasi muda sehingga keakraban keluarga dapat terjaga dan lestari.

"Tradisi ini harus tetap terjaga sehingga hubungan antara generasi akan terus terjaga. Anak harus mengetahui pentingnya silaturrahim," ujarnya.

Warga lain, Hen (36), mengatakan kegiatan kunjung-mengunjungi antara keluarga dan warga sekitar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan terutama oleh perantau yang sekali-kali pulang kampung.

Ia mengatakan mengunjungi keluarga yang sedarah merupakan hal yang wajib dilakukan bagi satu keluarga. Selain itu, antara sesama Muslim juga disarankan untuk saling mengunjungi.

"Hari pertama sampai hari ketiga atau keempat Lebaran biasanya digunakan untuk bersilaturrahim antara keluarga dan warga. Pada hari berikutnya digunakan untuk pergi berlibur membawa anak dan kemenakan," ujarnya.

Setelah merayakan Idul Fitri, katanya, maka tradisi selanjutnya adalah mengadakan acara halal bil halal dengan mengundang warga yang ada di suatu komplek perumahan atau dalam satu kejorongan (kelurahan) atau kenagarian (desa).

Terpopuler