REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh, menyatakan Idul Fitri adalah momentum yang sangat tepat untuk mengajarkan silaturrahim kepada anak-anak sejak usia dini. "Orang tua harus memperkenalkan anak-anaknya kepada sanak saudara dan kerabat mereka melalui jalinan tali silaturrahim dan persaudaraan antar keluarga," tutur Asrorun saat dihubungi Republika, Selasa (29/7) pagi.
Dalam agama Islam, lanjut Asrorun, silaturahim merupakan indikator keimanan seseorang. Bahkan, dalam haditsnya, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah beriman seseorang kepada hari akhir orang yang memutuskan tali silaturrahim,". Hadits ini menunjukkan silaturrahim adalah perintah Allah SWT dan memiliki kedudukan kasus dalam agama Islam.
Menurut Asrorun, hakikat makna Idul Fitri atau 1 Syawal ialah mengikat tali persaudaraan dan memperkuat kebersamaan antar sesama manusia, khususnya umat Islam. Apalagi pasca Pilpres 2014, kontestasi antar pendukung capres-cawapres cenderung tajam akibat pergesekan dan persinggungan yang sangat ekstrim.
Momentum Idul Fitri, lanjut Asrorun, sangat tepat untuk seoptimal mungkin merekatkan dan menyatukan kembali bangsa Indonesia yang sempat terbelah akibat Pilpres 2014. Dalam haditsnya, Nabi Muhammad SAW pun bersabda, "Sambunglah tali kekerabatan kepada orang yang memutuskan tali silaturrahim".
Hadits ini menunjukkan kedudukan silaturrahim yang sangat tinggi dalam Islam.
Setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, papar Asrorun, hendaknya umat Islam menginisiasi silaturrahim antar sesama warga bangsa untuk merawat pertemanan dan memperkokoh persaudaraan. Dengan silaturahim, ungkap Asrorun, mudah-mudahan bangsa Indonesia dapat bersatu padu kembali setelah sebelumnya terkotak-kotak karena beda pilihan politik saat Pilpres 2014.