REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Kehormatan DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Rinto Rahardjo, menyatakan ucapan selamat Iedul Fitri sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

"Terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW, mereka biasa mengucapkan Selamat Hari Raya dengan ucapan Taqobbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian)," kata Rinto saat dihubungi Republika Online.

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, jika para sahabat Rasulullah SAW berjumpa dengan hari Ied (Iedul Fithri atau Iedul Adha), satu sama lain saling mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).”

Imam Ahmad Rahimahullah juga berkata: “Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya Ied mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minka." Rinto pun mengutip kitab Fathul Bari, "diriwayatkan kepada kami dalam Al-Muhamiliyat dengan sanad yang baik dari Jubair bin Nufair berkata":

"Dahulu para sahabat Rasulullah Saw apabila mereka bertemu pada hari raya sebagian mengucapkan kepada sebagian lain Taqabbalawahu minna waminkum."

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah, papar Rinto, pernah ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya? Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”. 

Syaikh Utsaimin rahimahullah menjawab, “Ucapan selamat ketika hari raya Ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”

"Kebiasaan masyarakat Indonesia suka memperpendek ucapan itu dengan hanya mengucap Minal 'aaidin fal faaiziin," ujar Rinto. Tetapi, hal itu dapat dimaklumi karena keterbatasan masyarakat Indonesia pada umumnya. 

"Selama masih dilandasi dengan niat yang ikhlas hanya mengharap ridha Allah SWT, semoga tetap Allah catat sebagai amal ibadah di sisi-Nya," jelas Rinto.