Puluhan Kelompok Pemuda Pemudi Dugem tanpa Baju di Malam Takbiran

Red: A.Syalaby Ichsan

Senin 28 Jul 2014 05:40 WIB

  Malam takbiran/ilustrasi Malam takbiran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Pesta musim dugem digelar kelompok pemuda di Pamekasan ini di sepanjang Jalan Trunojoyo, Pamekasan. Mereka membawa kendaraan dengan bak terbuka seperti mobil pikap dan truk.

Para pemuda dan pemudi dari berbagai pelosok ini memutar lagu dugem, sambil berjoget ria di tengah jalan. Bahkan beberapa diantara kelompok pemuda ini membuka baju mereka.

Alunan musik dugem terdengar sangat keras, hingga memekakkan telinga. Joget dengan musik dugem yang digelar pemuda Pamekasan ini mulai sekitar pukul 20.00 WIB, bahkan pesta musik terpantau kian semarak. Ada sekitar 10 kelompok yang menggelar pesta dugem di sepanjang Jalan Raya Trunojoyo, Pamekasan ini.

Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Jawa Timur, menyayangkan pesta dunia gemerlap atau dugem yang digelar kelompok pemuda di wilayah itu di malam takbiran 1435 Hijriah.

"Seharusnya pesta musik dugem itu dibubarkan, karena ini malam takbiran," kata Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) KAHMI Pamekasan Azis Maulana, Ahad (27/7) malam.

Azis Maulana mengatakan, seharusnya, petugas membubarkan secara paksa kelompok pemuda yang menggelar pesta dugem dan berjoget ria di tengah jalan raya ini, karena menurutnya, kegiatan seperti itu sama halnya dengan tidak menghargai sama sekali hari raya keagamaan.

"Saya miris dengan kejadian ini, dan tidak seharusnya terjadi, apalagi Kabupaten Pamekasan ini merupakan satu-satunya kabupaten di Madura ini yang menerapkan syariat Islam melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam)," kata Azis Maulana.

Akibat pesta ini, jalur mudik di Jalan Protokol lumpuh, sehingga petugas terpaksa mengalihkan melalui jalur alternatif. Tidak terlihat adanya petugas, baik dari kepolisian, maupun Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) serta Satpol PP Pemkab Pamekasan di lokasi pesta musik itu.

Tidak hanya KAHMI, aktivis HMI Cabang Pamekasan juga mengecam pesta musik itu. Selain dinilai sangat tidak pantas, juga sangat bertentangan dengan program Pemkab Pamekasan sebagai kota yang menerapkan syariat Islam.

"Ini bentuk penodaan terhadap syiar Islam," kata Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Moh Khafifi, Minggu malam. Ia juga mempertanyakan peran petugas dan Pemkab Pamekasan yang terkesan membiarkan pesta musik dugem di Jalan Raya saat malam takbiran itu, karena hingga saat ini belum dibubarkan.