Kawasan Monas-HI Disterilkan dari Takbir Keliling

Rep: fauziah mursid/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 27 Jul 2014 23:07 WIB

  Ribuan warga merayakan malam takbiran di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/8) malam. (Antara/Dhoni Setiawan) Ribuan warga merayakan malam takbiran di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/8) malam. (Antara/Dhoni Setiawan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah Kepolisian Daerah Metro Jaya mengeluarkan seruan akan menindak tegas masyarakat yang melakukan takbir keliling, kawasan jalan Protokol dari Monumen Nasional (Monas) hingga Bundaran Hotel Indonesia steril dari pawai takbir keliling. Tak hanya itu, kawasan menuju Monas pun ditutup sementara, sehingga masyarakat yang akan menuju Monas dialihkan melalui arah Barat Daya Monas.

Pantauan Republika hingga pukul 22.00 WIB, kawasan Monas dan HI dipenuhi masyarakat yang ingin menghabiskan malam takbiran dengan menggunakan kendaraan pribadi. 

Petugas kepolisian yang berjaga di sekitar kawasan tersebut pun bersiaga mengantisipasi warga yang melakukan takbir keliling. Peserta takbir keliling hanya terlihat di beberapa titik seperti di Jalan Otista Raya dan Jalan Pasar Minggu.

Kebanyakan peserta takbir keliling yang menggunakan kendaraan bak terbuka maupun angkutan umum, sebelum menuju kawasan pusat Jakarta, terlebih dahulu disterilkan oleh petugas kepolisian di beberapa titik lokasi. Mereka kebanyakan diminta untuk kembali dan tidak meneruskan konvoi di atas kendaraan terbuka.

Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Dwi Priyatno kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan takbir keliling.

"Sampai saat ini tidak ada pemberitahuan atau izin kepada Direktorat Intel Polda Metro Jaya, sehingga saya melarang adanya takbiran keliling," kata Dwi di Mapolda Metro Jaya, Ahad (27/7) malam.

Dikatakannya, jika di lapangan ditemukan ada yang melakukan takbir keliling, mungkin belum mengetahui tentang larangan tersebut. Sehingga akan diimbau untuk segera kembali ke rumahnya.

Namun, Dwi tidak melarang ada takbiran di satu lokasi tertentu, Dwi menuturkan yang terpenting, jangan sampai kelompok-kelompok tertentu bertemu hingga bersinggungan kemudian menyebabkan perkelahian atau tawuran.

Terpopuler