Cinderamata Khas Gunung Kidul Diburu Pemudik

Red: Mansyur Faqih

Senin 28 Jul 2014 06:11 WIB

Wisatawan mancanegara (wisman) naik becak berkeliling kota saat melintas di Alun-Alun Selatan, Yogyakarta, Kamis (24/7). Foto: antara Wisatawan mancanegara (wisman) naik becak berkeliling kota saat melintas di Alun-Alun Selatan, Yogyakarta, Kamis (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemudik di Kabupaten Gunung Kidul, DIY mulai membeli cinderamata berupa kaos dan oleh-oleh makanan khas setempat.

Pemilik produksi kaos, Aditya Putratama mengatakan salah satunya produk kaos Hopper tengah digandrungi pemudik dan wisatawan yang sedang berkunjung ke kabupaten paling luas di DIY itu.

"Saya memiliki toko di rumah, namun sejak beberapa hari terakhir pembelian kaos mulai meningkat sejak pemudik mulai berdatangan ke kampung halaman. Sejak dua hari terakhir permintaan meningkat drastis dua kali lipat dibandingkan hari biasa," kata Adyta.

Pada hari biasa, katanya, rata-rata menghabiskan puluhan kaos. Tetapi dua hari belakangan bisa menghabiskan ratusan kaos.

"Kami sampai kewalahan menerima pesanan dan pembelian secara langsung ke toko kami, karena produksi kami masih terbatas. Sebab baru memanfaatkan penjahit lokal desa kami," katanya.

Adit mengatakan, sejak beberapa hari terakhir banyak pesanan yang berupa kaos bertuliskan wejangan berbahasa jawa seperti "Pepadang bakal Tinemu,". "Mungkin karena unik jadi menjadi primadona, dan produksinya terbatas," kata dia.

Meski terjadi peningkatan permintaan selama lebaran, ia mengaku tidak menaikkan harga jual dan produksi kaos.

"Harga jual tetap dan produksi kami memang terbatas," katanya.

Selain kaos, cinderamata berupa boneka berbentuk belalang menjadi incaran pemudik untuk oleh-oleh.

"Kebetulan saya pas pulang ke Gunung Kidul, dan mendengar ada produksi kaos khas saya membeli untuk oleh-oleh," kata Dini warga Jakarta.

Terpopuler