REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana
JAKARTA -- Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/7). Malam baru menunjukkan pukul 22.00 WIB. Namun, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang berada di jantung Menteng dan menjadi ikon keislaman di kawasan elite Jakarta itu sudah dipadati jamaah.
Ruang ibadah utama, aula, dan serambi dipenuhi jamaah. Sebagian mereka mengambil tempat di pinggiran masjid.
Malam terus beranjak, jumlah jamaah bukannya berkurang malah terus bertambah. Ketika tengah malam tiba, seluruh ruang yang tersedia penuh sesak.
Banyak jamaah yang akhirnya mengambil tempat duduk di ruang terbuka atau halaman masjid. Mereka terdiri atas laki-laki maupun perempuan. Tidak hanya orang dewasa, tapi juga remaja serta anak-anak.
Tidak hanya orang biasa, tapi juga banyak pejabat, eksekutif, pengusaha, hingga artis. Salah satu di antaranya Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro, yang sejak malam 21 Ramadhan rutin iktikaf di MASK dan baru meninggalkan masjid seusai shalat Dhuha.
Para jamaah itu datang dengan satu tujuan melaksanakan iktikaf akbar malam 27 Ramadhan dan berharap menjumpai malam kemuliaan atau Lailatur Qadar. Seperti ditegaskan dalam Alquran, Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1.000 bulan.
“Masjid Agung Sunda Kelapa sudah menjadi tempat favorit para jamaah beriktikaf Ramadhan, terutama mengejar Lailatul Qadar,” kata Salman, seorang jamaah.
Ketua Dewan Pengurus MASK Aksa Mahmud mengatakan iktikaf sejak malam ke-21 hingga malam 29 Ramadhan. “Puncak iktikaf adalah malam 27 Ramadhan yang dihadiri lebih dari 5.000 jamaah,” kata Aksa.
Para jamaah tersebut tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Selama Ramadhan, MASK menyediakan takjil, buka puasa, dan sahur.