REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG-- Jumlah kendaraan yang melintas di tol Cikampek untuk melewati jalur tengah dan selatan untuk menuju Jawa Tengah pada puncak arus mudik 2014 ini pada H-2 hingga H-1 atau Sabtu (2//7) dinihari, diperkirakan bakal menurun dibanding tahun lalu. Penurunan pun sangat drastis mencapai sekitar 50 persen.
"Kendaraan yang melintas sekarang sekitar 500.000, sementara tahun lalu mencapai hingga 1 juta kendaraan," ujar Kepala Biro Operasional Polda Jawa Barat, Kombes Pol Daniel Pasaribu, Sabtu (26/7).
Daniel menuturkan, penurunan jumlah kendaraan ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor utama lantaran banyaknya kegiatan mudik bersama yang digelar instansi pemerintah maupun pihak swasta.
Berdasarkan catatan Polda Jawa Barat, terdapat 2.000 bus mudik bersama yang mengangkut para pemudik ke kampung halaman masing-masing. "Jika satu bus mengangkut 60 pemudik jumlahnya sudah sangat banyak sekali. Dan ini cukup mengurangi," kata Daniel.
Penurunan jumlah kendaraan juga diduga lantaran masyarakat yang mulai mengubah pola pikir untuk tidak selalu mudik setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Minat untuk pulang kampung pun semakin menurun setelah mengetahui jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, dan Jembatan Cihaurbeuti, di Ciamis, Jawa Barat mengalami gangguan. Masyarakat jadi khawatir tidak sampai kampung halaman tepat pada hari Idul Fitri 1435 Hujriah.
Sementara, Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman juga mengatakan terdapat penurunan di kedua pintu tol utama Cikampek dan Cileunyi. Dia menyebutkan kemungkinan pemudik saat ini banyak yang memilih untuk menggunakan moda trasportasi lain.
"Kereta Api saat ini sudah baik, malahan saya liat tiket pesawat terbang pun.sudah banyak yang ludes," kata dia.
Hingga malam ini, sistem rekayasa lalu lintas membuka-tutup mengarah ke jalur tengah Sadang masih diberlakukan. Begitu pula di perempatan simpang mutiara. Buka-tutup arah simpang Jomin pun masih terus dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.