Pemudik Gunakan Sepeda Motor Sangat Berbahaya

Red: Bilal Ramadhan

Ahad 27 Jul 2014 13:00 WIB

  Motor Dominasi Pantura. Pemudik motor melintas di Jalur Pantura, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/7). Memasuki H-2 pemudik motor maupun obil masih membanjiri jalur Pantura meskipun prediksi puncak arus mudik pada H-3 kemarin. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Motor Dominasi Pantura. Pemudik motor melintas di Jalur Pantura, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (26/7). Memasuki H-2 pemudik motor maupun obil masih membanjiri jalur Pantura meskipun prediksi puncak arus mudik pada H-3 kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Warga masyarakat Sumatera Utara yang ingin mudik Lebaran Idul Fitri 1435 Hijriah ke kampung halamannya disarankan jangan menggunakan sepeda motor, karena sangat berbahaya di jalan raya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumut, Anthony Siahaan di Medan, Sabtu, mengatakan, lebih baik warga tersebut mudik menggunakan angkutan bus umum, karena lebih terjamin keamanannya, tidak capek, serta bisa istirahat dengan tenang.

Masyarakat menggunakan sepeda motor mudik Lebaran, menurut dia, lebih banyak risikonya di jalan raya, karena arus tranportasi yang terlalu padat dan belum lagi melalui daerah yang rawan kecelakaan, serta jalur macet.

"Oleh karena itu masyarakat jangan mau mencari risiko dengan menggunakan sepeda motor untuk pulang kampung," ucap Anthony.

Dia menyebutkan, biasanya orang yang mudik lebaran itu, bukan hanya berboncengan, tetapi juga ada yang membawa barang pakaian ke kampung. Selain itu, ada juga warga yang mudik yang membawa anak kecil, dan hal ini yang dikhawatirkan akan mengalami kecelakaan di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) memasuki H-2 Lebaran (Sabtu, 26/7) dan diperkirakan mulai mengalami kemacetan.

"Kita berharap masyarakat yang ingin berlebaran atau berkumpul di kampung halaman dan jangan ada terjadi kendala atau peristiwa kecelakaan di jalan raya," ujarnya.

Kadishub menambahkan, daerah rawan longsor berada di lintas tengah meliputi wilayah Tanah Karo, Dairi, Tarutung, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Simalungun. Selaian itu, terdapat lokasi rawan macet sebagai akibat dipakainya daerah manfaat jalan untuk kegiatan di luar peruntukkkan (pasar dan pungutan/sumbangan sukarela).

"Pada kegiatan Idul Fitri tahun ini, Dishub Sumut mendirikan 100 lebih Posko Lebaran dan 500 personel pengamanan di lapangan, serta mengantisipasi kemacetan, longsor dan kendala lainnya," katanya.

Data yang diperoleh di Dishub Sumut, tercatat sebanyak 22 lokasi rawan longsor di Sumut dan beberapa diantaranya di kawasan Tanah Abang di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang hingga kawasan Saribu Dolok Kabupaten Simalungun.

Kemudian, Kota Medan hingga Pancurbatu, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang menuju Brastagi, Kabupaten Karo. Kawasan Jembatan Merah Kecamatan Natal, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Selain itu, kawasan Suka Ramai di Kecamatan Salam, Kabupaten Pakpak Bharat hingga perbatasan Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabanjahe ke Kuta Rakyat di Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Tengah menuju Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Terpopuler