REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aparat Polres Bogor pada "H-2" arus mudik Lebaran Idul Fitri 1435 Hijriah, Sabtu (26/7), dibantu Pramuka, mengurai titik-titik kepadatan di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran di sepanjang jalur Puncak, yang menghubungan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, titik kepadatan terjadi sejak di simpang Ciawi, perempatan Megamendung, dan kawasan Cisarua yang dikenal dengan jalur 'leher botol' ("bottle neck").
Salah satu titik paling padat arus mudik Lebaran yang dikenal dengan "leher botol" di kawasan Puncak, yakni di belokan Pasar Cisarua.
Di titik tersebut, selain karena terjadi penyempitan jalan, juga ada "pasar tumpah", dan tempat "ngetem" angkutan kota (angkot).
Pada pukul 16.00 WIB, petugas Polres Bogor bersama DLLAJ dan Dinas Perhubungan, dibantu Pramuka, melambai-lambaikan bendera, yang intinya menyampaikan tanda agar kendaraan, baik dari arah Jakarta-Bogor menuju Puncak dan Cianjur atau sebaliknya, melambatkan laju kendaraan.
"Kami senang dilibatkan ikut mengatur arus lalu lintas di Jalur Puncak pada arus mudik Lebaran 2014 ini," kata Cecep, salah satu anggota Pramuka yang sedang bertugas di belokan Pasar Cisarua bersama belasan rekannya.
Pada "H-2" arus mudik di jalur Puncak, cuaca berubah-ubah, yakni dari cerah, terik, kemudian mendung dan hujan.
Sementara itu, Wakil Bupati Bogor Nurhayanti ketika meninjau kesiapan jalur mudik dan balik di jalur Puncak menegaskan pemerintah aerah dan aparat keamanan bersama petugas gabungan siap mengamankan jalur, sehingga masyarakat bisa merasa aman dan nyaman.
"Alhamdulillah kita sudah mengecek kesiapan jalur, baik untuk mudik dan balik. Saya kira ini merupakan pos keamanan terpadu di bawah komando Polres Bogor," ucapnya.
Selain itu, juga didukung petugas dari DLLAJ, Dinas Kesehatan, BPBD, PMI dan Pramuka untuk mengantisipasi lalu lintas serta kejadian bencana.
Wabup menambahkan, khusus untuk "pasar tumpah" yang acap kali muncul di kawasan Pasar Cisarua dan Pasar Ciawi, ia meminta masyarakat dan pedagang bisa lebih tertib dan tidak banyak menggunakan badan jalan karena masih ada pengguna jalan yang lain.
"Kalau kita bilang digusur 'kan tidak manusiawi. Kita beri ruang, tetapi ada pembatasan. Lagipula seperti yang sudah dipaparkan oleh Polres sudah dilakukan pengaturan," tuturnya.
Misalnya, di Pasar Cisarua diberikan pembatas jalan serta dilakukan kanalisasi sehingga ketika warga menyeberang tidak satu per satu, namun seperti dibuatkan "pool".
"Dengan sistem terpadu ini, Insya Allah kita bisa mengatasi arus mudik dan balik Lebaran, dari 'H-7' sampai 'H+7' nanti," demikian Nurhayanti.