Peziarah Padati TPU di Kupang

Red: Damanhuri Zuhri

Sabtu 26 Jul 2014 19:11 WIB

Seorang peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya di kompleks pemakaman Pejaten Barat, Jakarta Selatan. Foto: Republika/Raisan Al Farisi Seorang peziarah berdoa di depan makam sanak saudaranya di kompleks pemakaman Pejaten Barat, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Peziarah memadati tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menjelang lebaran untuk memanjatkan doa bagi famili yang telah tiada.

"Menjelang lebaran, umat Islam memiliki tradisi, yaitu ziarah. Tradisi ini, suatu hal yang baik, terlepas dengan masalah-masalah perbedaan dalam hukum fikih (khilafiyah)," kata Kepala Bagian (Kabag) Agama pada Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda NTT, Mochammad Gaus di Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan ziarah kubur dianjurkan dalam Islam karena manusia akan mati, menyadarkan dosa-dosa dan mendoakan mayat yang diziarahi serta mengenang jasa-jasa keluarga yang telah berpulang.

"Tak jarang saat berziarah, peziarah menitikkan air mata di sejumlah tempat pemakaman dan sudah menjadi tradisi menjelang lebaran tiba," katanya.

Slamet Zaidun Ali (58), warga Perumnas Kota Kupang yang ditemui di TPU Muslim Oepura Kupang, juga mengatakan hal serupa. Menurut pensiunan PNS pada Dinas Peternakan Provinsi NTT itu, berziarah dianjurkan dalam Islam.

Banyak hadis Nabi Muhammad SAW dan pendapat para ulama tentang keutamaan berziarah menjelang bulan puasa, karena saat Ramadhan, Allah membebaskan arwah hambanya dari siksa kubur.

Pada buku Mafatihul Jinan karangan Ayatullah Al-Uzhma Syekh Abbas Qumimi Qs disebutkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "berilah hadiah kepada mayit-mayit berupa sedekah dan doa."

.

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, "tidak ada seorang pun yang membaca doa di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkannya dari azab hari kiamat".

Domi Seran (28), petugas parkir di lokasi parkir TPU mengaku mendapat rezeki pada setiap menjelang lebaran karena banyak orang yang datang berziarah ke TPU ini.

"Ya, lumayan untuk membantu asap dapur terus berasap pada kegiatan-kegiatan hari besar keagamaan seperti saat ini," katanya.

Pendapatannya sebagai petugas parkir pada hari biasanya bisa mencapai Rp 20 ribu. Namun menjelang lebaran, jumlah peziarah kubur semakin ramai dan pendapatannya pun bisa mencapai Rp 50 ribu.

Hal yang sama diungkapkan Sarah (22), pedagang bunga di bilangan Jalan Frans Seda Kota Kupang yang sibuk menjajakan bunganya kepada peziarah. Para peziarah mulai ramai membersihkan dan berdoa di makam keluarganya.