Universitas Brawijaya Santuni 2.000 Anak Yatim

Red: Chairul Akhmad

Sabtu 26 Jul 2014 15:51 WIB

Sejumlah anak yatim piatu yang mendapatkan bantuan di bulan Ramadhan (ilustrasi). Foto: Republika/Agung Supriyanto Sejumlah anak yatim piatu yang mendapatkan bantuan di bulan Ramadhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur menyantuni anak-anak yatim dari berbagai panti asuhan yang ada di wilayah Jatim sebanyak 2.000 anak. Hal tersebut sebagai tradisi kampus itu pada setiap bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Mohammad Bisri mengemukakan, bentuk rasa syukur dari kampus yang ia pimpin itu di antaranya adalah menyantuni anak yatim dari berbagai panti asuhan di Jatim.

"Meski tidak banyak yang kami berikan pada anak-anak yatim dan pondok pesantren ini, kami berharap bisa berkah dan bermanfaat bagi mereka. Mudah-mudahan tahun depan nominal santunan dan jumlah penerimanya akan jauh lebih banyak dari tahun ini," ujar Bisri, Sabtu (26/7).

Santunan yang diberikan tersebut berupa uang tunai sebesar Rp 150 ribu untuk masing-masing anak dan untuk pondok pesantren masing-masing sebesar Rp 3,6 juta. Pondok pesantren yang diberikan bantuan sebanyak 96 dari beberapa daerah di Jatim, seperti Jombang, Pasuruan, Kediri dan wilayah Malang raya.

Menyinggung anggaran untuk pemberian santuan bagi 2.000 anak yatim piatu dan pondok pesantren tesrebut, Bisri mengatakan berasal dari patungan para pegawai, mulai dari dosen di jurusan, setiap fakultas hingga rektorat di lingkungan UB serta bantuan dari BCA.

"Ke depan, kami ingin menggandeng perusahaan maupun perbankan yang berada di sekitar UB untuk ikut berpartisipasi mengalirkan dananya untuk anak-anak yatim di panti asuhan dan pondok pesantren ini," katanya.

Ketua Pusat Pembina Agama UB Prof Dr Tohir Luth mengatakan, pemberian santunan bagi anak yatim tersebut sudah berjalan sejak 10 tahun lalu. Awalnya memang hanya untuk panti asuhan yang ada di wilayah Malang raya, namun seiring perkembangan, sejak lima tahun terakhir sudah meluas untuk wilayah Jatim.

"Tahun-tahun yang akan datang, kami juga berkeinginan mengundang anak-anak yatim, panti asuhan dan pondok pesantren dari Jawa Tengah dan Bali. Bahkan, yang kita beri santunan tidak hanya sebatas itu, tapi juga guru ngaji," kata Tohir Luth yang juga Ketua DPW Muhammadiyah Jatim tersebut.

Terpopuler