Pemudik Keluhkan Penutupan Jalur Alternatif oleh PKL

Red: Nidia Zuraya

Sabtu 26 Jul 2014 13:50 WIB

Pedagang Kaki Lima Foto: Republika/Yasin Habibi Pedagang Kaki Lima

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah pemudik berkendaraan pribadi mengeluhkan aktivitas berjualan ratusan pedagang kaki lima (PKL) liar di jalur alternatif mudik Jalan Ir H Djuanda depan Pasar Baru Bekasi, Jabar, karena menimbulkan kemacetan.

"Saya pikir lewat di jalur alternatif bisa lancar, tapi ternyata macetnya lebih parah karena tertutup pedagang," kata salah satu pemudik bersepeda motor Rayan Abrari di Bekasi, Sabtu (26/7).

Menurut pemudik tujuan Bandung itu, ratusan PKL di lokasi itu masih berjualan meski sudah terpasang papan larangan di sepanjang area tersebut. Area "pasar tumpah" itu merupakan bagian dari jalur mudik penghubung Pantura melalui Jalan Sultan Agung-Jalan Jend Sudirman-Jalan Ir H Djuanda.

"Seharusnya Pemerintah Kota Bekasi sudah mempersiapkan jalur mudiknya dengan aman, karena yang lewat jalur ini kan bisa puluhan ribu kendaraan," kata Tikno (40) pemudik lainnya.

Lapak PKL itu menjajakan dagangan mulai dari pakaian, aksesoris ponsel, buah-buahan, hingga perabot rumah tangga. Lapak PKL tersebut muai digelar pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB mulai dari simpang Rumah Sakit Bella hingga ke belakang Terminal Induk Kota Bekasi. Akibatnya, jalan alernatif mudik ini macet hingga 3 kilometer sehingga para pemudik harus memutar ke Jalan Mulitguna-Cut Meutia untuk sampai ke arah Kabupaten Bekasi.

Salah satu pedagang yang mmebuka lapak di lokasi itu mengatakan aktivitas berjualan di lokasi tersebut sudah menjadi tradisi setiap menjelang Lebaran. "Kalau mau Lebaran jalan ini memang jadi pasar kaget. Ini sudah tradisi setiap tahun," ujarnya.

Dia mengaku nekat berjualan karena pemerintah setempat tidak memberikan solusi alternatif berjualan yang representatif kepada para pedagang. "Paguyuban pedegang telah mengajukan izin dari Satpol PP dan Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera). Namun, permintaan izin itu tidak pernah direspon," katanya.

Terpopuler