REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki H-2 lebaran Idul Fitri 1435 Hijriyah pasar tradisional di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diserbu pembeli seperti di pasar Ciparay, Majalaya dan Cicalengka.
Lukman, salah seorang pedagang di pasar Majalaya kepada wartawan di Bandung, Sabtu, mengatakan, omzet penjualan kebutuhan pokok memasuki H-2 lebaran Idul Fitri meningkat dibandingkan sebelumnya, jumlah pembeli naik diperkirakan hingga 100 persen, sehingga pasar dipadati konsumen.
"Konsumen berbelanja berbagai kebutuhan, terutama yang paling dominan yakni bahan-bahan kue, seperti terigu, gula pasir, gula merah, mentega," katanya.
Ia menambahkan, selain kebutuhan bahan kue, komoditi lain yang cukup dominan daging dan sayuran, sehingga harganya melonjak dibandingkan H-7 lebaran, tetapi bagi mereka tersedia untuk hari raya.
Sementara itu Ujang pedagang lain mengungkapkan, pasar Majalaya ramai didapati pembeli, mereka belanja kebutuhan untuk Lebaran, seperti daging ayam dan sapi, selain itu kebutuhan untuk membuat kue permintaannya melonjak.
Tingginya pengunjung yang berbelanja ke pasar tradisional di Kabupaten Bandung, kata dia, mampu mendongkrak omzet penjualan berbagai kebutuhan pokok.
Menurut dia, setiap lebaran Idul Fitri pedagang mampu meraup keuntungan dibandingkan hari biasanya, sehingga kesempatan tersebut saat dinantikan oleh mereka, meski harga sembako melonjak tetap laris yang penting persediaan mencukupi.
Sementara itu Dadang salah seorang pengawas pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Bandung mengaku, jumlah pengunjung pasar tradisional di Kabupaten Bandung cukup tinggi jelang lebaran Idul Fitri, meski saat ini harus bersaing dengan super market yang semakin menjaur di Jawa Barat.
"Pasar tradisional di Kabupaten Bandung masih menjadi pilihan warga setempat, mereka berbelanja sembako, busana, keperluan rumah tangga, omzet penjualan cukup menggairahkan, pihaknya akan terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, sehingga pasar tradisional tetap bertahan," katanya.