REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengingatkan para petugas yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, telkomsel dan telkom serta lembaga keuangan dan fasilitas publik lainnya harus memprioritaskan para pemudik Lebaran.
"Prioritas pelayanan yang paling utama adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit pemerintah dan swasta serta posko-posko pelayanan kesehatan bagi para pemudik, yang hendak berlebaran bersama keluarga di kampung halaman," katanya di Kupang, Sabtu.
Gubernur Lebu Raya meminta pihak rumah sakit, puskesmas serta pelayanan-pelayanan kesehatan di NTT agar tetap buka pada saat libur dan cuti bersama Idul Fitri.
Permintaan gubernur tersebut sesuai SK Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2014.
Gubernur Lebu Raya mengatakan imbauan terkait kebijakan itu (memprioritas korban mudik) oleh para medis di rumah sakit umum (RSU), Pukesmas atau petugas pada sarana kesehatan lain, telah dikeluarkan pada H-7 Idul Fitri 1435 Hijriah.
"Saya berharap petugas kesehatan mengutamakan penyelamatan korban kecelakaan atau pasien yang sakit dalam perjalanan mudik Lebaran, ketimbang mendahulukan kelengkapan administrasi, seperti yang selama ini terjadi terhadap pasien umum di berbagai daerah dalam wilayah NTT," katanya.
Menurut dia, urusan adminsitrasi seperti identitas korban atau pasien dan administrasi lainya memang perlu, tetapi jangan sampai menjadi penghambat untuk menangani penderita yang membutuhkan pertolongan cepat dan tepat pada kesempatan pertama.
Pola pelayanan seperti ini, kata Gubernur Lebu Raya, harus diubah total, karena tidak tepat lagi sesuai dengan perkembangan tata kelola pelayanan publik saat ini.
"Birokrat itu identik dengan pelayanan. Pelayanan yang diinginkan masyarakat saat ini adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan pasti, bukan sebaliknya," katanya.
Ia menambahkan Apabila pola ini masih diterapkan dalam managemen pelolaan pelayanan publik, lambat atau cepat publik akan melakukan perlawanan.
"Kalau publik tidak lagi percaya karena buruknya manajemen pelayanan, lalu untuk apa yang mau diharapkan dari kehadiran lembaga itu," katanya.
Gubernur Lebu Raya juga meminta manajemen RSU untuk mengaktifkan posko khusus untuk melayani korban atau pasien mudik Lebaran, untuk menghindari penerapan pola pelayanan yang berbelit-belit.
"Saya juga telah meminta Kominfo NTT untuk melakukan pemantauan terkait dengan pemanfaatan fasilitas publik yang disiapkan pemerintah, termasuk para pengelolanya dalam memberikan pelayanan," katanya menambahkan.