REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Penganut Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat menetapkan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1435 Hijriah, jatuh pada Ahad (27/7). "Kita akan berlebaran besok, dan hari ini puasa terakhir," ujar Edizon, Sekretaris Jamaah Naqsabandiyah Kota Padang, di Padang, Sabtu (26/7).
Menurut dia, penetapan awal lebaran dilakukan melalui metode hisab dengan cara menghitung 30 hari sejak awal puasa. Lebih dari 5.000 penganut Naqsabandiyah di Sumatera Barat sudah berpuasa sejak 27 Juni 2014, dua hari lebih cepat dibanding keputusan pemerintah --yang menetapkan awal Ramadhan jatuh pada 29 Juni.
"Kalau menentukan awal Lebaran hanya melalui hisab saja, tetapi kalau awal Ramadhan ada ritual melihat bulan," jelasnya.
Metode yang digunakan untuk menentukan awal puasa adalah hisab munjid yang berasal dari Makkah. Edizon menjelaskan metode perhitungan tersebut dibuat ulama besar di zaman Rasulullah dan telah dilakukan secara turun-temurun.
''Perhitungan pelaksanaan awal puasa dilakukan dengan cara menghitung 360 hari dari 1 Ramadhan tahun lalu. Sedangkan ritual melihat bulan dilakukan pada bulan Sya'ban tanpa menggunakan alat bantu apa pun,'' ujarnya.
Para jamaah Naqsabandiyah di Sumbar, yang tersebar antara lain di Padang, Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan, dan Solok dijadwalkan mengumandangkan Takbir pada 26 Juni, setelah melaksanakan ibadah Shalat Maghrib. Takbiran hanya dilakukan di dalam masjid dan surau tanpa adanya tradisi pawai.
Di Kota Padang, terdapat 70-an masjid dan mushalla tempat peribadatan Tarekat Naqsabandiyah --yang tersebar di Kecamatan Pauh, Lubuk Kilangan, dan Lubuk Begalung. Pusatnya terletak di Mushalla Baitul Makmur, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang.