Mereka yang Merugi di Akhir Ramadhan (2-habis)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Chairul Akhmad

Jumat 25 Jul 2014 22:22 WIB

Umat Islam menjalankan shalat Tarawih di Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta. Foto: Republika/Adhi Wicaksono/ca Umat Islam menjalankan shalat Tarawih di Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Mereka akan sedih dan kecewa pada hari akhir karena sengaja meninggalkan puasa tanpa alasan syar’i. Puasa mereka pun tidak bisa digantikan dengan apa pun.

Tentu, mereka yang seperti ini tidak dapat mendapatkan kemenangan Idul Fitri yang sebenarnya. Idul Fitri memiliki arti kembali ke fitrah dan mereka akan terlahir kembali, kembali suci karena Allah telah mengampuni dosa-dosanya.

Mereka yang tetap melakukan maksiat, bahkan hingga dosa-dosa besar, Allah SWT akan sangat murka. "Kita tidak akan pernah tahu bahwa Ramadhan kali ini bisa saja Ramadhan terakhir yang kita lalui," terang Ustazah Nurma.

Pengasuh Pondok Pesantren Ihya Qalbun Salim Ustazah Rafiqah Ahmad mengatakan, orang yang merugi ketika Ramadhan adalah orang yang tidak mengalami perubahan ke arah positif setelah Ramadhan berlalu.

Selanjutnya, mereka masih senang melakukan maksiat dan perbuatan dosa lainnya. "Dan, mereka tidak merasa sedih dengan berlalunya Ramadhan," papar Ustazah Rafiqah. Kelompok ini tidak akan mendapat kemenangan saat Idul Fitri.

Ustazah Rafiqah menerangkan, dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan berkata dan berbuat dusta serta perbuatan bodoh maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya."

Saat berpuasa, seseorang jangan sampai jatuh ke dosa besar. Melakukan hal yang halal, seperti makan, minum, dan jima' bagi suami-istri pun dilarang.

“Jika jimak dilakukan pasangan bukan suami istri (zina) maka hukumannya menjadi berlipat ganda sesuai dengan ketentuan Allah, dirajam bagi mereka yang telah menikah dan dicambuk serta diasingkan bagi mereka yang belum menikah,” katanya.

Sementara, perbuatan terlarang lainnya, seperti menggunjing, berdusta, menonton film pornom tidak membatalkan puasa. Tetapi pahala itu sendiri yang kurang sempurna.

Untuk menghindari perbuatan maksiat ketika Ramadhan sebaiknya kita menyibukkan diri dengan amalan sunah, seperti memperbanyak bacaan Alquran, berzikir, dan shalat sunah. Lalu, beriktikaf di masjid, menghadiri kajian keagamaan, menghindari tontonan yang tidak bermanfaat, menghindari pergaulan negatif, dan menghindari hal yang tidak penting.