Rest Area Kaki Lima di Jalur Pantura (bagian 2)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Joko Sadewo

Kamis 24 Jul 2014 22:45 WIB

Toilet darurat di jalur mudik (ilustrasi) Toilet darurat di jalur mudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Layanan kamar mandi inilah, yang menjadi unggulan rest area ala kaki lima. Tak heran, ada yang memang sengaja mengkhususkan diri dengan layanan tersebut. Mereka pun mempromosikan dengan gencar layanan istimewa tersebut. Mulai menempelkan di atas pohon hingga menumpang promosi sebuah sekolah kejuruan. Luar biasa massif.

"Lumayan kang, disini rada susah nyari rest area," papar Budi, penjaga layanan toilet di Simpang Jomin, Cikampek, Jawa Barat, Kamis (23/7).

Budi mengaku usaha ini cukup menguntungkan baginya selama arus mudik. Memang, pendapatan tidak menentu, tapi ratusan ribu bisa didapat dalam sehari. Penjaga bisa untung lebih, kalau kamar mandi yang dijaga punya sendiri.  "Kalau numpang dengan orang lain, kan bagi dua. Tapi tetap lumayanlah," kata dia.

Dari pantauan ROL, memang kondisi kamar mandi cukup bersih. Demikian pula dengan kualitas air. Tidak asin, jadi layak untuk digunakan. Soal tarif, cukup siapkan lembaran nominal dua ribu rupiah.

Wewe salah seorang pemudik mengaku cukup terbantu dengan keberadaan rest area ala kaki lima dengan layanan kamar mandi umumnya. Apalagi, saat situasi seperti mudik. "Setahu saya memang rentang jarak antara rest area SPBU resmi cukup jauh. Ya sudah, kalau darurat, mau bagaimana lagi," kata dia yang berencana ke Cirebon.

Beristirahat sejenak merupakan hal yang harus dilakukan ketika mudik tiba. Ini akan membantu para pemudik yang menjalani perjalanan jauh. Cuaca panas, dan macet bisa memicu stres, yang pada akhirnya memperbesar resiko seseorang terlibat kecelakaan.

Pada akhirnya, Ramadhan berkah bagi siapapun. Termasuk, para penjaga rest area ala kaki lima. Selamat mudik.

Terpopuler