Rest Area Kaki Lima di Jalur Pantura (bagian 1)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Joko Sadewo

Kamis 24 Jul 2014 22:39 WIB

Seorang pemudik tengah menikmati fasilitas pijit di rest area Foto: Antara Seorang pemudik tengah menikmati fasilitas pijit di rest area

REPUBLIKA.CO.ID, Sangat tepat bila menyebut Ramadhan bulan berkah. Betapa tidak, berapa putaran uang selama bulan suci. Ekonomi pun bergerak cepat mulai dari skala besar hingga kelas kaki lima.

Pun itu mencapai puncaknya saat jelang Lebaran. Dimana, sebagian masyarakat Indonesia melakukan mudik. Bisa dibayangkan, berapa besar uang yang dikeluarkan saat itu. Ini termasuk, membayar Jasa rest area ala kaki lima.

Bila digaris urut, jalur lintas mudik bila menggunakan kendaraan Roda empat dimulai saat penghabisan tol Cikampek. Keluar tol, pemudik bisa memilih, antara melewati jalur Pantura yang berarti belok kiri, atau jalur alternatif Sadang, yang berarti belok kanan.

Bagi Anda yang memang menuju kota-kota di Pantai Utara Jawa, tentu akan memilih jalur pantura. Ketika Anda memilih jalur ini, spontan terlintas kata padat dan macet. Jamak energi terkuras habis, begitu pula dengan asupan bensin kendaraan Anda.

Jelas, Anda butuh istirahat yang cukup dengan menyesuaikan tujuan yang ditempuh. Masalahnya, di mana Anda beristirahat?. Harus diakui, jumlah rest area di sepanjang Pantura cukup terbatas. Ini artinya, Anda mungkin berpikir cepat dan tepat, apakah harus berhenti disana atau tidak. Disinilah, letak berkah Ramadhan tadi.

Sepanjang jalan Pantura, banyak rest area ala kaki lima. Bentuknya beragam, mulai dari rumah yang memang berada di depan persis Jalan Pantura, hingga gelaran tikar ala kadarnya. Kesamaan semuanya, mereka menyiapkan kamar mandi. Alhamdulillah.

Terpopuler