Muslim AS Galang Dana untuk Palestina (2-habis)

Rep: c91/ Red: Damanhuri Zuhri

Kamis 24 Jul 2014 16:56 WIB

Muslim Amerika Serikat di Tusla, Oklahoma di bulan Ramadhan. Foto: onislam.net Muslim Amerika Serikat di Tusla, Oklahoma di bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID,

Buka bersama jadi sarana penggalangan dana.

Dua pembicara dihadirkan dalam acara buka puasa bersama itu. Pembicara pertama, Joe Bradford, warga asli Texas yang bergelar sarjana dan master dari Universitas Madinah di Arab Saudi. Ia memberi gambaran mengenai kondisi Palestina dan bercerita tentang anak yatim di Sana.

Pembicara kedua adalah Fahad Tasleem, dari Islam for Working Professionals. Fahad membahas tentang pentingnya menggalang dana untuk anak-anak yang membutuhkan, terutama mereka di Gaza. Acara semakin menarik, dengan persembahan khusus dari anak-anak di Houston.

Syed mengungkapkan, beberapa anak dari komunitas Houston, menciptakan karya seni, lalu dijual serta dilelang selama acara berlangsung. “Kami mengangkat harga 1.200 dolar AS untuk karya mereka, dan itu sangat lucu,” ujarnya.

Islamic Relief berencana mengadakan buka puasa bersama di sejumlah wilayah AS pada pekan ini secara serentak. Acara akan dilangsung pada Jumat (25/7) di Denver, Colorado, Salt Lake City, Utah, Nevada, Los Angeles, dan California.

Setiap orang  membayar tiket seharga 20 dolar AS, dan 25 dolar AS. Khusus untuk acara di Las Vegas, tiket dijual seharga 15 dolar AS dan  20 dolar AS  bila membeli langsung.

Islamic Relief Word Wide (IRW) merupakan organisasi internasional yang bertujuan meringankan penderitaan orang miskin di dunia.

Organisasi itu didirikan di Inggris pada 1984, untuk membantu meringankan penderitaan, kelaparan, buta huruf, serta segala masalah kemanusiaan di dunia.

Mereka membantu tanpa memandang warna kulit, ras, atau keyakinan. IRW pun menjadi lembaga amal internasional terbesar Muslim di Barat. PBB mengungkapkan anak-anak harus membayar pertempuran di Jalur Gaza.

Serangan Israel di Jalur Gaza Palestina menewaskan lebih dari 121 anak-anak. Sedikitnya 900 anak-anak juga cedera. Menurut PBB, anak-anak tidak hanya menderita secara fisik tetapi juga psikologis.