Puasa, Muslim India Dipaksa Makan Roti

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Erik Purnama Putra

Kamis 24 Jul 2014 13:32 WIB

Muslim India melaksanakan shalat Idul Adha di Jammu, India pada 16 Oktober 2013. Foto: AP Photo Muslim India melaksanakan shalat Idul Adha di Jammu, India pada 16 Oktober 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Geram dan marah. Hal itulah yang dirasakan Muslim India setelah melihat tindakan politikus nasionalis Hindu garis keras di televisi, Rabu (23/7). Dalam tayangan itu tampak Rajan Baburao Vichare mencoba memaksa seorang pria Muslim yang sedang berpuasa untuk makan. Kongres Oposisi melancarkan protes keras.

Oposisi mengatakan Vichare telah melanggar keyakinan agama pria tersebut dengan secara agresif menyorongkan chapati atau sejenis roti datar ke mulut pria tersebut.  "Hal ini patut dicela dan harus dikecam dengan keras," ujar juru bicara partai Kongres Manish Tewaritold kepada wartawan.

Vichare adalah anggota kelompok nasionalis Hindu garis keras Shiv Sena. Kelompok tersebut merupakan sekutu kunci Partai Bharatiya Janata (BJP), di mana Perdana Menteri Narendra Modi berasal.

Insiden itu memicu kekhawatiran di antara Muslim dan agama minoritas lainnya terhadap pemerintahan nasionalis Hindu Modi. Dalam tayangan yang disiarkan di televisi nasional, terlihat 11 politisi Shiv Sena mengkonfrontasi supervisor sebuah katering di New Delhi Arshad Zubair, Kamis pekan lalu.

Mereka mengeluh mengenai kualitas makanan yang disajikan di wisma bagi pejabat dari negara bagian Maharashtra yang merupakan basis Shiv Sena. Terlihat Vichare beberapa kali memaksa memasukkan roti ke dalam mulut pria itu, sementara politikus yang lain mengerumuninya.

Vichare mengatakan dia tidak mencoba untuk membatalkan puasa supervisor tersebut. Dia justru mengatakan sedang menunjukkan chapatis yang disajikan terlalu keras.

"Ini hanya protes atas kualitas makanan dan persiapan lain di Maharashtra Sadan (wisma) dimana banyak pejabat penting datang dan menginap. Tidak masuk akal membuat ini menjadi isu keagamaan," ujarnya kepada saluran berita Headlines Today, seperti dikutip dari the Guardian.