REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Biaya umrah Ramadhan lebih mahal dari bulan lainnya.
Tingginya minat jamaah umrah ini, menurut dia, juga tidak lepas dari disediakannya program dari biro umrah beriktikaf di Masjidil Haram untuk mencari kemuliaan Lailatul Qadar di malam-malam ganjil.
Meski beberapa biro umrah menawarkan harga yang cukup tinggi pada saat-saat 10 hari terakhir Ramadhan, tetap tidak menyurutkan keinginan jamaah untuk berumrah di masa-masa itu.
Muharom juga mengeluhkan permasalahan visa yang cukup dipersulit oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan aturan baru mengenai kuota umrah iktikaf untuk Indonesia yang terbatas utuk 17 ribu jamaah.
Tidak ada kuota tambahan dengan alasan adanya aktivitas pembangunan hotel-hotel di sekeliling Masjidil Haram. Meski demikian, pihaknya akan memberikan pelayanan bagi jamaah yang telah mengambil program ini. “Mereka tetap menjadi prioritas,” tuturnya.
Direktur Pengelola Thayiba Tora Artha Hanif mengungkapkan, ia mengakui minat umat Islam melaksanakan umrah pada 10 hari terakhir Ramadhan, cukup tinggi dari tahun ke tahun.
Bagi Thayiba Tora, program umrah 10 hari terakhir Ramadhan merupakan kegiatan umrah yang rutin setiap tahun. Ia mengatakan, pada tahun ini sudah lebih dari 50 jamaah yang diberangkatkan sejak 16 Juli untuk program ini.
Khusus 10 hari terakhir Ramadhan, Thayiba Tora mengenakan tarif sebesar 5.300 sampai 7.300 dolar AS. Besarnya tarif tersebut, menurut Artha, sesuai kenaikan tarif yang terjadi saat ini. Harga akomodasi dan fasilitas lain naik karena banyaknya jamaah yang mengejar berumrah pada masa ini.
Berumrah saat Ramadhan, tidak hanya terjebak pada keutamaan semata, tapi kualitas ibadah juga harus tetap terpelihara dan ditingkatkan.
Karena itu, kata Artha, ada baiknya momen ini dimanfaatkan sebaik-baiknya bukan hanya sebatas tren ibadah, melainkan merasakan iktikaf langsung di Masjidil Haram.