REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pemudik yang melintasi jalur alternatif Cijapati dari Cicalengka dan Majalaya Bandung mengarah Kadungora Garut sepanjang 28 kilometer diminta mewaspadai jalur tersebut. Sebab, ketika hujan tiba, daerah tersebut rawan longsor.
"Jalur alternatif Cijapati menuju Kadungora Kabupaten Garut, pada musim penghujan rawan longsor. Terutama di daerah tebing perbatasan Kabupaten Bandung, pemudik harus berhati-hati," kata petugas Pos Pam Lebaran, Aem, di Cijapati, Rabu (23/7).
Ia menuturkan, bagi pemudik yang hendak melintas Cijapati-Garut harus memperhatikan cuaca. Pada waktu hujan deras sebaiknya memilih melewati Nagreg untuk menghindari longsor.
Sementara itu Yayah, warga Cijapati, menuturkan Cijapati arah Garut rawan longsor saat penghujan, akibat tebing yang curam sepanjang jalur mudik.
Selain itu, fasiltas umum masih terbatas seperti jasa tambal ban, belum tersedianya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU) sehingga pemudik harus memperhatiakn persediaan bahan bakar.
Jalur alternatif dari Ciluluk Bandung hingga Kadungora Garut sekitar 28 kilometer, kata dia, waspadai tanjakan terjal di batas kota, karena rawan terjadi kecelakaan.
Kasat Lantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto kepada wartawan di Bandung mengatakan bagi pemudik yang melintasi jalur alternatif Cijapati-Garut, diminta untuk mencek kendaraan mereka karena tanjakan terjal di perbatasan cukup membahayakan.
"Bagi pemudik yang memilih jalur alternatif Cijapati-Garut, harus mempersiapkan bahan bakar karena belum tersedia SPBU, selain itu kendaraan harus dalam kondisi prima untuk melintasi tanjakan," katanya.