REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Angkutan barang truk-truk besar yang sebelumnya memadati jalur selatan Jawa Tengah, menginjak H-5 sebelum lebaran mulai berkurang. Dari pantauan di sepanjang jalur selatan mulai dari Kebumen hingga wilayah Karangpucung Kabupaten Cilacap, truk besar seperi tronton, truk gandeng dan kontaner yang sebelumnya memadati jalur tersebut, pada Rabu (23/7) mulai jauh berkurang.
''Truk-truk sudah berkurang. Sekarang mulai lebih banyak didominasi kendaraan kecil yang diantaranya merupakan kendaraan pemudik dan juga angkutan bus AKAP,'' kata Bripka Yugo, petugas Polsek Rawalo yang berjaga di Pos PAM Menganti, Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.
Kalau pun ada truk yang melintas, kebanyakan merupakan truk-truk besar yang dimiliki pengusaha lokal. Antara lain, truk dengan nomor polisi R (Banyumas), G (Tegal) dan AA (Kebumen). Truk-truk besar yang sebelumnya banyak bernopol dari luar daerah, seperti dari Jawa Timur atau Jakarta, sudah jauh berkurang.
Seperti diketahui, sesuai ketentuan yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Daerat Kementrian Perhubungan, truk angkutan barang dilarang melintas di jalur utama mudik pada H-4 sebelum lebaran. Kemungkinan para awak-awak truk besar antar kota antar provinsi, mempertimbangkan kemungkinan terjebak di jalan bila memaksakan diri melakukan perjalanan pada H-5 sebelum lebaran.
Selain itu, arus lalu di sepanjang ruas jalur tersebut juga relatif lebih lancar. Meski pun di beberapa titik terjadi ring-iringan cukup panjang, namun tidak sampai menimbulkan kemacetan. Bahkan kendaraan di lokasi-lokasi tertentu masih bisa melaju dengan kecepatan 60 km per jam.
Dari pemantauan, kendaraan pemudik yang mulai masuk wilayah Jateng, terdiri dari kendaraan sepedamotor dan kendaraan roda empat. Pemudik yang menggunakan sepeda motor, kebanyakan merupakan pemudik yang pulang kampung secara berkelompok. Kebanyakan menggunakan sepeda motor dengan nomor polisi D (Bandung) dan B (Jabotabek).