Nusaibah binti Ka'ab, Perisai Rasulullah (1)

Red: Chairul Akhmad

Rabu 23 Jul 2014 09:55 WIB

Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah adalah seorang sahabat wanita yang berjasa dalam perjuangan dakwah Islam. Foto: Devianart.com Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah adalah seorang sahabat wanita yang berjasa dalam perjuangan dakwah Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah adalah seorang sahabat wanita yang agung lagi pemberani.

Banyak jasa telah ia ukir dalam perjuangan dakwah Islam. Ummu Imarah, demikian ia biasa dipanggil, adalah salah satu contoh keberanian yang abadi.

Ia merupakan sosok pahlawan yang tidak pernah absen melaksanakan kewajiban bilamana ada panggilan untuknya. Semua target perjuangannya ditujukan untuk kemuliaan dunia dan akhirat.

Ummu Imarah adalah seorang sahabat wanita yang agung. Ia termasuk satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang laki-laki Anshar yang hendak berbaiat kepada Rasulullah dalam Baiat Aqabah Kedua. Pada waktu itu, ia berbaiat bersama suaminya, Zaid bin Ashim, dan dua orang putranya.

Kisah kepahlawanan Nusaibah yang paling dikenang sepanjang sejarah adalah pada saat Perang Uhud, di mana ia dengan segenap keberaniannya membela dan melindungi Rasulullah.

Pada perang itu, Nusaibah bergabung dengan pasukan Islam untuk mengemban tugas penting di bidang logistik dan medis. Bersama para wanita lainnya, Nusaibah ikut memasok air kepada para prajurit Muslim dan mengobati mereka yang terluka.

Ketika kaum Muslimin dilanda kekacauan karena para pemanah di atas bukit melanggar perintah Rasulullah, nyawa beliau berada dalam bahaya. Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah segera mempersenjatai dirinya dan bergabung dengan yang lainnya membentuk pertahanan untuk melindungi beliau.

Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa ketika itu Nusaibah berperang penuh keberanian dan tidak menghiraukan diri sendiri ketika membela Rasulullah. Saat itu, Nusaibah menderita luka-luka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar 12 luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling parah. Namun hebatnya, Nusaibah tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih.

Ketika Rasulullah melihat Nusaibah terluka, beliau bersabda, "Wahai Abdullah (putra Nusaibah), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga."

Mendengar doa Rasulullah, Nusaibah tidak lagi menghiraukan luka di tubuhnya dan terus berperang, membela Rasulullah dan agama Allah. "Aku telah meninggalkan urusan duniawi," ujarnya.

Terpopuler