Ini Kisah Mualaf AS Berpuasa

Red: Agung Sasongko

Selasa 22 Jul 2014 19:38 WIB

Mualaf AS Foto: VOA Mualaf AS

REPUBLIKA.CO.ID, HERNDON -- Beberapa warga Muslim memasuki rumah yang terletak di Herndon, Virginia sambil membawa makanan untuk berbuka puasa. Di dalam telah ramai dipenuhi oleh tamu yang tengah mendengarkan ceramah sambil menanti adzan Maghrib.

Mereka adalah anggota sebuah organisasi komunitas Muslim Compassion yang bertujuan membantu para mualaf dalam mendalami agama baru mereka. Organisasi ini mempunyai anggota sekitar 30 keluarga di Washington D.C. Metropolitan Area.

Sarah Smith misalnya, warga Amerika ini baru mengucapkan kalimat syahadat bulan Mei tahun lalu. Sebelum masuk Islam, Sarah mengaku mencari dan mempelajari berbagai agama, termasuk Islam.

“Saya menjadi penasaran dengan agama ini. Saya merasa ingin terus mempelajarinya dan akhirnya saya pergi ke masjid dan saya diundang untuk kembali untuk melakukan ibadah. Kemudian saya merasa, ini yang ingin saya lakukan,” ujar Sarah Smith, seperti dilansir VOA, Selasa (22/7).

Sarah merasa beruntung menemukan kelompok “Compassion” yang membantu perjalanannya menjadi seorang Muslim.

“Ada yang mengatakan kalau kau mendekat satu langkah kepada Allah dan Allah datang dua langkah lebih dekat. Kalau kau berjalan mendekati Allah, Allah berlari mendekatimu. Jadi setiap langkah yang saya ambil untuk semakin dekat dengan Islam, saya semakin merasa bahwa ini yang saya butuhkan dan tempat di mana saya ingin berada," kata dia.

Tidak hanya Sarah yang memilih memeluk Islam di Amerika. Steven Bartalomeo menjadi Muslim 9 bulan lalu, setelah mempelajari Islam selama setahun lebih. “Ketika saya pertama kali membaca surat dengan lantang dalam bahasa Arab, saya tertegun, saya merinding dan saya terus mendengarkan sepanjang malam dan saat itulah saya tahu bahwa saya ingin memeluk Islam,” ujar Steven.

Tuan rumah acara iftar ini pun seorang mualaf. Abdul-Rashid memeluk Islam tahun 1990 sejak menikah dengan istrinya, seorang Muslim Malaysia. Menurutnya, setelah tragedi 9-11, semakin banyak warga Amerika yang memahami agama Islam dan juga menjadi pemeluknya.

“Saya seorang veteran tentara Amerika Serikat, saya seorang pramuka, saya lahir dan dibesarkan di negara ini. Ini negara saya, Islam agama saya dan ketika orang-orang melihat bahwa saya nyaman menjadi seorang Amerika sebagaimana saya menjadi seorang Muslim, mereka bisa menerima itu. Inilah yang menjadikan negara ini sebuah negara besar,” kata dia.

Malam ini mereka hadir berbuka puasa bersama setelah menjalani kewajiban ini sehari penuh dan kini saatnya menikmati hidangan lezat yang telah disiapkan.