Pengemis Ramadhan Ditangkap di Abu Dhabi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Chairul Akhmad

Selasa 22 Jul 2014 15:56 WIB

Pengemis yang ditangkap aparat keamanan Abu Dhabi. Foto: Emirates247.com Pengemis yang ditangkap aparat keamanan Abu Dhabi.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Hampir setiap bulan Ramadhan jumlah pengemis di dunia bertambah. Fenomena ini muncul karena setiap orang memiliki kepedulian tinggi saat berpuasa. Selain itu, Islam menganjurkan agar umat Islam memperbanyak amal pada bulan Ramadhan.

Di Abu Dhabi, seorang pengemis asal Bangladesh ditangkap polisi Khorfakkan. Namun, sungguh mengejutkan, ternyata ia memiliki uang sekitar 30 ribu dirham atau kurang lebih Rp 90 juta. Saat ditangkap, pria itu berada di antara pengemis lainnya.

Ia ditangkap polisi dalam penggerebekan terpisah melalui pelabuhan timur Uni Emirat Arab (UEA). Hal itu sengaja dilakukan untuk memberantas para pengemis selama bulan Ramadhan.

Melansir Emirates247.com, saat polisi menemukan uang itu, si pengemis mendapatkannya dari hasil mengemis di perkotaan. Bahkan, pria itu mengaku sakit keras dengan menunjukkan laporan medis palsu demi menyentuh hati para pemberi sedekah. Meski demikian, ia tak mau menjelaskan berapa jumlah uang yang dikumpulkannnya dalam sehari.

Mengemis sesungguhnya bukan sebuah profesi. Bahkan, beberapa ulama berpendapat, haram hukumnya menjadi pengemis. Hanya saja, bila uang yang dihasilkan mencapai puluhan juta, bukan tak mungkin banyak yang memilih mengemis ketimbang bekerja.

Pada Selasa (15/7), kepolisian Abu Dhabi menjaring 231 pengemis dari seluruh kota. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil penjaringan selama dua pekan minggu sejak awal Ramadhan.

Mayor Jenderal Mohammed bin Al Awadhi Al Menhali sebagai Direktur Jenderal Operasi Polisi mencatat sebagian besar pengemis di negara Asia berusaha menarik simpati warga di beberapa tempat umum, terutama di masjid. Ia berharap, masyarakat bekerja sama untuk melaporkan keberadaan pengemis dan tak langsung memberi uang kepada mereka di jalan.

Kolonel Dr Rashid Mohammad Borshid melakukan investigasi dan kampanye agar dapat menangkap para pengemis di beberapa tempat yang dijadikan area mengemis. “Ini adalah penipuan, mereka bukan orang yang membutuhkan,” katanya.

Ia menekankan, sebagian besar pengemis terutama pencuri yang pergi dari pintu ke pintu dapat menjadi brutal bahkan merampok. Maka, secepatnya harus ditangani. Fenomena itu menyayat hati kaum Muslimin. Karena, menurutnya, dalam Islam tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Sepanjang Ramadhan, pengemis berdatangan ke UEA. Mereka berasal dari luar negara itu. Diberitakan sebelumnya, para pengemis yang datang berharap mendapatkan kemurahan hati dari para penduduk UEA yang berekonomi tinggi.

Iqbal Ali (42 tahun) merupakan salah satu turis pengemis yang datang dari Pakistan ke Abu Dhabi setiap Ramadhan. Ia mengatakan, tujuan datang ke Abu Dhabi adalah mengumpulkan pundi-pundi dirham pada bulan suci ini. “Orang-orang bermurah hati saat Ramadhan. Saya yakin bisa mendapatkan 10 ribu dirham (sekitar Rp 32 juta) dalam 30 hari,” kataya belum lama ini.

Pria yang berkerja sebagai tukang kayu di Karachi ini mengemis di UEA ketika Ramadhan sejak empat tahun lalu. Menurutnya, berada di UEA saat Ramadhan memberikan keuntungan. Bahkan, pada 2012, ia mendapatkan 12 ribu dirham dari hasilnya mengemis saat Ramadhan di Abu Dhabi.