Jelang Lebaran, Penjual Kaligrafi Raup Untung Besar

Rep: mgrol25/ Red: Agung Sasongko

Selasa 22 Jul 2014 14:47 WIB

Penjual kaligrafi Foto: mgrol25 Penjual kaligrafi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tak lama lagi, umat Islam merayakan Idul Fitri. Menjadi tradisi, guna menyambut Hari Raya, umat Islam membersihkan dan menghias rumah.

Untuk menghias rumah, biasanya sebagian umat Islam memasang ornamen bernuansa Islami. Ini yang kemudian, menjadi kesempatan para pedagang kaligrafi meraup untung.

Sudah 3 tahun, Rudi berkeliling menjual kaligrafi selama Ramadhan. Untuk, kaligrafi berukuran 30 x 20 cm2 dengan tulisan Allah, Muhammad, atau Basmalah, ia jual dengan harga Rp50.000. “Ada juga yang lebih kecil, harganya Rp30.000,” kata Rudi saat diwawancara ROL di Jalan HOS Cokroaminoto Jakarta, Senin (21/7).

Meski tak pasti semua terjual, dalam sehari ia bisa mengantongi keuntungan bersih sebesar Rp150.000. Dari pengalaman berjualan selama 3 tahun, Rudi mengaku momen masyarakat mencari kaligrafi adalah saat 3 hari menjelang lebaran. Ia menjualnya di masjid-masjid menjelang berbuka, karena saat itu akan banyak orang.

“Kaligrafinya sederhana, tapi bagus untuk dipajang,” ucapnya.

Lain hal dengan Ari Aryo, penjual kaligrafi yang juga berkeliling menjajakan dagangannya. Bedanya, ia berkeliling dengan menggunakan mobil. Kaligrafi yang ia bawa adalah potongan ayat, yang jika disambungkan listrik, kaligrafi tersebut menyala. Ia menjual kaligrafinya Rp300.000 sampai Rp500.000 tergantung ukuran.

Sayangnya, menurut penuturan pria yang akrab dipanggil Ari ini, kaligrafinya sepi peminat di bulan Ramadhan ini. Penghasilannya tak jauh berbeda dari saat ia berjualan kaligrafi di bulan-bulan lalu. Ari menuturkan, alasannya karena masyarakat lebih fokus mengincar barang sandang, dan bahan makanan pokok.

“Ibaratnya kaligrafi itu barang tersier,” kata Ari.

Terpopuler