Berharap Malam Seribu Bulan (2-habis)

Rep: c67/c78/ Red: Damanhuri Zuhri

Selasa 22 Jul 2014 04:18 WIB

Iktikaf Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Iktikaf

REPUBLIKA.CO.ID,

Jamaah iktikaf lebih ramai pada bilangan malam-malam ganjil Ramadhan.

Sejak hari pertama iktikaf, jamaah yang memilih fasilitas berbayar sebanyak 275 orang. Ia meyakini jumlah jamaah semakin bertambah, terutama pada akhir pekan dan bilangan malam-malam ganjil Ramadhan. “Sebab, ada kemungkinan mendapat Lailatul Qadar.”

Pada malam ganjil, yaitu malam ke-23, 25, dan malam ke-27 Ramadhan, pendaftar yang membayar biasanya membeludak hingga 600 orang.

Ia mengatakan, peningkatan jumlah jamaah juga bisa dipicu hadirnya pembicara dan ulama yang diundang ke masjid.

Ia menuturkan, suasana masjid selalu ramai dan penuh. Cara jamaah datang ke masjid juga beragam. Ada yang sendiri-sendiri dan berkelompok. Ia mencontohkan, pada akhir pekan, ada rombongan sekolah sekitar 250 orang. Ada pula rombongan keluarga.

Mereka berasal dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Cikarang, Padang, Pekalongan, Palembang, dan daerah Indonesia lainnya. “Penuh, ada yang bawa anak hingga bawa kasur,” ujarnya menegaskan.

Untuk menyambut jamaah, panitia menyediakan tempat penitipan barang, sambungan listrik untuk charger, jual pulsa, dan fasilitas lainnya guna mendukung kenyamanan beribadah jamaah. Ia mengimbau jamaah memperhatikan tata tertib.

Menurut Latif, tata tertib harus diperhatikan agar iktikaf berjalan lancar. Dengan demikian, jamaah dapat beribadah dengan nyaman.

Selain At-Tin, masjid lainnya juga menggelar iktikaf, misalnya Baitul Ihsan Bank Indonesia dan Masjid Agung Sunda Kelapa.

Terpopuler