REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, mulai dipadati pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (20/7).
"Khusus sepeda motor, ada peningkatan lima sampai 10 persen dibandingkan hari biasa. Kalau untuk mobil masih normal," kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Susianto.
Karena belum ada lonjakan besar, jumlah kapal penyeberangan yang beroperasi masih sama dengan hari biasa, yaitu 32 unit. Namun saat arus mudik mulai ramai, pihaknya akan mengerahkan 44 unit feri di jalur penyeberangan Jawa-Bali itu.
"Saat hari normal, ada waktu sandar kapal di dermaga. Agar cepat mengangkut arus mudik, kami terapkan kebijakan, begitu muatan penuh, kapal langsung berangkat," ujarnya.
Selain kapal, otoritas pelabuhan juga menambah loket pembayaran tiket, khususnya untuk sepeda motor, dari tiga menjadi tujuh unit. "Yang buka sekarang masih tiga loket, tapi kalau kami lihat volume sepeda motor yang datang meningkat tajam, maka tujuh loket akan kami operasikan," katanya.
Menurut dia, cuaca di perairan laut Selat Bali masih normal sehingga tidak mengganggu jalur pelayaran di perairan tersebut.
Setiap menjelang Lebaran, Pelabuhan Gilimanuk dipenuhi kendaraan pemudik tujuan beberapa daerah di Pulau Jawa sehingga menimbulkan antrean panjang.
Agar tidak saling serobot dan membuat kemacetan bagi kendaraan dari arah Jawa, Satuan Lalu Lintas Polres Jembrana memasang drum pemisah di jalan menuju Pelabuhan Gilimanuk sepanjang 3 kilometer. Wahyudi memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-4 hingga H-2 Lebaran karena pemudik rata-rata hanya pulang ke Banyuwangi yang jaraknya relatif lebih dekat dengan Bali.
"Di daerah lain mungkin puncak arus mudik pada H-7 karena kampung halamannya jauh. Kalau di sini, biasanya lebih dekat Lebaran karena rata-rata pemudik dari Bali pulang kampung ke Banyuwangi yang jaraknya tidak terlalu jauh," katanya.