Panduan Produk Halal Bagi Kaum Muslim

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Chairul Akhmad

Sabtu 19 Jul 2014 17:11 WIB

Aplikasi HalalMinds dapat membantu Muslim di dunia menentukan makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan. Foto: Unnes.ac.id Aplikasi HalalMinds dapat membantu Muslim di dunia menentukan makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan.

REPUBLIKA.CO.ID, Aplikasi ini menawarkan beragam informasi, seperti restoran halal, kompas kiblat, serta ayat-ayat Alquran.

Masyarakat Muslim yang hidup di negara-negara Barat dan Amerika sering kali susah mencari produk makanan yang halal.

Sebab, mayoritas penduduk di negara-negara tersebut non-Muslim. Ini menjadi masalah tersendiri bagi kaum Muslim. Sebab, bagi Muslim, haram hukumnya mengonsumsi produk makanan yang tidak halal, apalagi pada Ramadhan ini.

Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai pihak berusaha mencari solusi yang tepat. Salah satunya lewat perangkat teknologi. Kini, akhirnya hadir aplikasi smartphone untuk mencari beragam produk halal.

Aplikasi bernama HalalMinds ini dapat membantu Muslim di dunia menentukan makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan. Dan, yang membanggakan, aplikasi ini merupakan hasil karya anak bangsa, yaitu Agung Pambudi, yang merupakan alumnus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Dilansir Bloomberg Bussinesweek, HalalMinds telah menarik perhatian para pemerhati teknologi di Jepang. Bahkan, diprediksi, aplikasi tersebut mempunyai prospek bisnis bagus sebab bisa memecahkan masalah penting bagi seluruh Muslim di manapun.

HalalMinds memiliki fitur utama scanner barcode yang dapat digunakan saat belanja di supermarket. Pengguna cukup memindai barcode produk, lalu secara otomatis scan akan langsung melacak database dari 500 ribu item. Dengan begitu, akan ditentukan kehalalan produk itu.

Sejak 3 April 2014, layanan yang diciptakan oleh Agung Pambudi ini sudah dapat diunduh melalui ponsel bersistem operasi Android. Khusus untuk pengguna iPhone, aplikasi baru bisa diunduh pada 28 April.

HalalMinds bakal membantu mahasiswa dan masyarakat Muslim yang tinggal di luar negeri, khususnya di Jepang, agar dapat mencari produk halal sesuai aturan Islam. Dari data yang berhasil dikumpulkan, 150 ribu lebih Muslim tersebar di Jepang. Dan, sekitar satu juta lebih Muslim menjadi turis di Negeri Sakura itu, seperti dari Malaysia, Indonesia, dan Timur Tengah.

Tak hanya produk halal, sistem buatan lulusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini pun menawarkan beragam informasi, seperti restoran halal, kompas kiblat, serta ayat-ayat Alquran. Meski baru tersedia dalam bahasa Inggris, namun hingga bulan lalu, sudah lebih dari 1.100 orang mengunduh aplikasi canggih tersebut sejak diluncurkan.

HalalMinds hadir dari kegelisahan Agung melihat berbagai produk di Jepang, seperti sake dan daging babi, yang begitu bebasnya dijual di sana. Ia sendiri tengah menyiapkan ujian doktoralnya di Kyusu University, Jepang. Berkat penemuannya itu, sejumlah permintaan wawancara mengalir membuatnya banyak dicari.

"Ayah ibu saya hanya seorang pendidik. Saya sendiri tidak ada relasi ke sana, yang ada hanyalah impian. Tapi, pada tahun terakhir saat saya ikut Startup Weekend, dari sana saya banyak bertemu dengan teman-teman dari Jepang yang memiliki mimpi sama," tutur Agung.

Demi menyukseskan proyek HalalMinds, Agung dibantu Hironori Goto, warga Jepang yang pernah bekerja di Panasonic Communication Co Ltd. Goto memiliki pengalaman panjang di bidang TI karena lebih dari 20 tahun bertanggung jawab dalam pengembangan desain, rencana produk untuk perangkat keras, lunak, servis jaringan, serta proyek bisnis baru.

Terpopuler