Nuaim bin Mas'ud, Pahlawan Perang Ahzab (3-habis)

Red: Chairul Akhmad

Sabtu 19 Jul 2014 17:05 WIB

Nuaim bin Mas'ud adalah seorang yang mahir dalam segala bidang. Foto: Caseantiques.com Nuaim bin Mas'ud adalah seorang yang mahir dalam segala bidang.

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah itu, Nuaim segera berangkat menuju ke kubu Bani Quraidzah, yang telah menjadi sahabat baiknya sampai saat ini. Ia berhasil meyakinkan mereka untuk tidak dalam pertempuran melawan Rasulullah SAW.

"Jangan kalian bantu mereka (Quraiys) memerangi Muhammad sebelum kalian minta jaminan kepada kedua sekutu kalian itu, yakni pemuka-pemuka atau bangsawan-bangsawan terpandang dari mereka sebagai jaminan atas peperangan ini. Sampai kalian memenangkan peperangan ini dan menguasai negeri ini, atau kalian mati bersama-sama dengan mereka,” saran Nu’aim. Bani Quraizhah pun menerima saran itu.

Setelah itu, Nuaim segera beranjak menuju kubu Quraisy dan Ghathafan di luar Kota Madinah. Ia segera menemui pimpinan Quraisy, Abu Sufyan bin Harb, yang saat itu dikelilingi para pembesar Quraiys. Ia berhasil merayu mereka agar tidak melanjutkan serangan bersama.

Nu'aim mengatakan bahwa Bani Quraizhah menyesal memutusan perjanjian dengan Muhammad SAW, dan malah mereka akan membantu Rasulullah menghadapi pasukan Ahzab.

Mendengar penjelasan Nuaim, Abu Sufyan berkata, “Kau adalah sekutu kami yang baik. Semoga kamu mendapat balasan yang baik pula.”

Hal yang sama dilakukan juga oleh Nuaim kepada Kaumnya, yakni Bani Ghathafan. Dan setelah yakin bahwa Pasukan Ahzab tidak akan melancarkan serangan apa pun kepada kaum Muslimin. Diam-diam Nu’aim pergi ke Madinah dan bergabung dengan pasukan Rasulullah.

Sementara itu, datanglah pertolongan Allah yang dijanjikan kepada Nabi-Nya, berupa badai pasir yang meluluh-lantakkan tenda-tenda dan menakut-nakuti hewan tunggangan kaum Quraisy. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghentikan pengepungan dan kabur ke negeri masing-masing dengan kekalahan yang memalukan.

“Dan Allah mengusir orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Ahzab: 25).

Demikianlah, strategi yang dilancarkan Nuaim membuahkan hasil seperti yang diperkirakannya. Semenjak itu, Nuaim bin Mas’ud menjadi Muslim yang taat dan pulang ke negerinya (Ghathafan) dan mulai berdakwah di sana.

Banyak orang-orang Ghathafan yang akhirnya masuk Islam setelah mendengar dakwah Nuaim. Dan menjelang penaklukan Makkah, Nu’aim dengan segera berbaiat dan mengajukan pasukan dari Bani Ghathafan di bawah komandonya untuk mengabdi kepada Rasulullah dan membantu menaklukkan Kota Makkah. (dari berbagai sumber)

Terpopuler