Nuaim bin Mas'ud, Pahlawan Perang Ahzab (2)

Red: Chairul Akhmad

Sabtu 19 Jul 2014 16:28 WIB

Nuaim bin Mas'ud adalah seorang yang mahir dalam segala bidang. Foto: Caseantiques.com Nuaim bin Mas'ud adalah seorang yang mahir dalam segala bidang.

REPUBLIKA.CO.ID, Berita tentang datangnya ribuan pasukan dari arah Makkah dan tentang pemutusan perjanjian sepihak oleh Bani Quraidzah segera terdengar dengan cepat ke Madinah.

Orang-orang munafik yang berada di tengah-tengah kaum Muslimin mulai membuka kedok.

Banyak dari mereka dengan terang-terangan meninggalkan Madinah dengan alasan takut akan hal buruk yang tiba-tiba menimpa keluarga mereka jika mendadak Bani Quraidzah menyerang. Sampai saat itu, jumlah kaum Muslimin yang siap mempertahankan Kota Madinah hanya sekitar 900 orang prajurit.

Sampai pada suatu malam, setelah kira-kira 20 hari dalam pengepungan, Rasulullah saw berdoa, mengadu kepada Allah dengan sungguh-sungguh. “Ya Allah, aku memohon pertolongan-Mu sesuai dengan apa yang Engkau Janjikan.”

Sementara itu, jauh dari tempat Nabi saw bermunajat, seorang tokoh Bani Ghathafan, Nu’aim bin Mas’ud, tengah berbaring dalam tendanya dengan gelisah. Ia merasa apa yang dilakukannya adalah suatu kebenaran. Namun, dalam hatinya ia merasa bersalah.

"Sungguh, alangkah bodohnya diriku. Selama ini, hidupku dipenuhi dengan kesenangan yang menipu dan kegembiraan sesaat. Namun, mengapa kini aku  melawan Muhammad yang katanya bisa mengajarkan kehidupan yang dipenuhi ketenteraman yang abadi? Bukankah aku tetap tidak ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya?” Nu'aim mendapat hidayah Allah SWT.

Malam itu juga, ia memacu kudanya dan menuju ke dekat kota Madinah. Sesampainya di sana, ia meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah saw bukan sebagai musuh.

Ketika Rasulullah melihatnya Nu'aim berdiri di hadapannya, beliau bertanya, "Engkau Nu'aim bin Mas'ud?"

"Betul, wahai Rasulullah," jawab Nu'aim.

"Apa yang mendorongmu datang ke sini pada saat seperti ini?" tanya beliau.

"Aku datang untuk menyatakan pengakuanku. Tidak ada Tuhan selain Allah dan seusungguhnya engkau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku mengakui agama yang engkau bawa sesungguhnya benar," jawab Nu'aim sungguh-sungguh.

Kemudian ia melanjutkan kata-katanya, "Wahai Rasulullah, sungguh aku telah benar-benar masuk Islam. Dan kaumku tidak mengetahui bahwa aku telah masuk Islam. Perintahkanlah kepadaku perintah apa saja yang dapat aku laksanakan!"

Rasulullah menjawab, "Engkau hanya seorang dari pihak kami, kembalilah kepada kaummu! Dan jika kamu sanggup, takut-takutilah mereka bahwa sesungguhnya mereka lemah dan kami kuat. Sesungguhnya perang itu adalah tipu daya.”

“Saya siap, wahai  Rasulullah. Insya Allah engkau akan segera melihat sesuatu yang menggembirakan,” janji Nu’aim.

Terpopuler