Rencana Pemerintah Tekan Pemudik Sepeda Motor Belum Efektif

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 18 Jul 2014 14:42 WIB

Pemudik sepeda motor. Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Pemudik sepeda motor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai rencana pemerintah untuk menekan jumlah pemudik yang menggunakan motor masih belum efektif. Pada tahun ini diperkirakan pengguna motor untuk mudik akan naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya. 

Ketua Umum MTI Danang Parikesit mengatakan, dengan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor beroda dua diperlukan kewaspadaan tinggi agar mudik selamat dapat terjadi. Hal itu mengingat mudik dengan menggunakan sepeda motor sangat rentan terhadap kecelakaan lalu lintas.

Menurut Danang, ada beberapa poin penting berkenaan dengan pelaksanaan angkutan Lebaran 2014 ini. Dia mengatakan, pertama, pihaknya mengapresiasi mudik gratis bagi pengguna sepeda motor yang dilakukan sejumlah pihak. ''Hal itu dapat mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas terutama yang melibatkan sepeda motor,'' kata dia, Jumat (19/7) siang.

Menurut Danang, kekurangannya adalah prasarana angkutan penumpang menuju pelosok setelah turun dari kapal, karena prasarana menuju ke pelosok yang ada saat ini sangat minim dan banyak kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi setelah turun dari kapal dan menuju ke pelosok tersebut.

Kedua, kata dia, prediksi Kementerian Perhubungan akan terjadi kenaikan arus mudik pengguna sepeda motor sebesar 4,3 persen menunjukkan belum ada solusi efektif untuk mengalihkan ke angkutan umum massal yang lebih aman dan selamat. Diharapkan pemerintah membuat langkah kongkrit menyediakan sarana dan prasarana angkutan umum massal yang memadai.

Ketiga, ujar Danang, bagi daerah-daerah tertentu, seperti Sumatera, angkutan barang merupakan permasalahan utama. Diharapkan angkutan barang sebagian dialihkan melalui angkutan sungai, angkutan kereta api, dan angkutan udara, sehingga terjadi pengurangan angkutan barang yang melalui jalan. 

Keempat, kata dia, hal yang tidak boleh dilupakan dalam perencanaan angkutan Lebaran ini adalah angkutan bagi kaum miskin. Hal itu mengingat pelayanan kereta api ekonomi hanya terbatas di Jawa dan sebagian di Sumatera dengan keterbatasan tiket. Di luar itu masyarakat harus menggunakan bus ekonomi. Persoalannya, apakah masih tersedia bus ekonomi, mengingat bus ekonomi dengan tarif yang tidak ekonomis telah banyak bangkrut. 

Terpopuler