Semarak Ramadhan di Perbatasan (3-habis)

Rep: hannan putra/ Red: Damanhuri Zuhri

Jumat 18 Jul 2014 04:31 WIB

Warga di daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia. Foto: ANTARA FOTO Warga di daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Jumlah dai di perbatasan masih sangat kurang.

Seperti halnya di kota-kota lainnya, di Timika sendiri antusias umat Islam untuk belajar agama pada bulan Ramadhan sangat tinggi dibanding hari biasa.

“Semarak Ramadhan di sini luar biasa dari hari pertama sampai hari ini. Semua berjalan lancar, aman, tertib, dan tolerasi umat beragama cukup bagus. Agama lain cukup menghormati,” katanya.

Ia mengungkapkan, Pemda Timika dan jajarannya yang kebanyakan non-Muslim bahkan ikut andil dalam safari Ramadhan. Mereka ikut keliling dari kampung ke kampung untuk menyapa umat Islam yang tengah menjalankan ibadah puasa.

“Kita di sini banyak kegiatan. Sekolah kita ada pesantren kilat untuk anak-anak. Banyak yang mengadakan buka puasa bersama juga. Walau pimpinan di sini agamanya Nasrani, tapi dia juga ikut buka bersama,” ujarnya.

Menurut Syakir, warga Muslim di Kabupaten Timika memang membutuhkan penambahan dai. Mengingat, banyak binaan mualaf yang belum terkelola dengan maksimal.

Di Timika sendiri baru ada tiga orang dai yang mengabdi di Ponpes Hidayatullah. Sedangkan, warga mualaf di Timika ada sekitar 50 kepala keluarga. Pesantren Hidayatullah sudah dipercaya warga Timika sebagai rujukan para dai dan mubaligh.

“Kita di sini ada masjid bernama Masjid Al Haq. Ada TK dan SD. sorenya anak-anak belajar di TPQ. Di samping itu ada kajian bagi ibu-ibu,” katanya. Ia mengharapkan, ada donatur yang berkenan membantu buku-buku bagi para siswanya dan para mualaf yang ada di Timika.

Ulama Papua, Ustaz Abdul Shamad Mahuze, mengatakan, bantuan para dai yang datang dari luar Papua memang sangat dirasakan kehadirannya. Ia mengatakan, saat di tempatnya di Kabupaten Asmat, sangat terbantu oleh para dai yang datang dari Sukabumi.

“Kegiatan yang berjalan saat ini dikelola oleh dai yang kita datangkan dari luar, yaitu dari Sukabumi,” ujarnya. Mahuze mengatakan, saat ini ia bersama rekan-rekannya tengah mempersiapkan iktikaf yang akan digelar di Masjid An Nur Kabupaten Asmat.