Beri Anak Makanan Kaya Nutri Saat Sahur dan Berbuka

Rep: mgrol26/ Red: Agung Sasongko

Kamis 17 Jul 2014 20:37 WIB

Seorang siswi pertukaran asal Amerika berbincang dengan sejumlah anak dari Komunitas Ciliwung Depok pada acara berbuka puasa bersama di kediaman Wakil Kedutabesar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen Bauer di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (7/7). Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Seorang siswi pertukaran asal Amerika berbincang dengan sejumlah anak dari Komunitas Ciliwung Depok pada acara berbuka puasa bersama di kediaman Wakil Kedutabesar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen Bauer di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tua yang mengajarkan anak berpuasa sejak akil baligh. Tujuannya, agar kelak, si anak  terbiasa dengan puasa ketika sudah besar. Namun, disisi lain orang tua mencemaskan asupan gizi anaknya berkurang ketika berpuasa.

“Kebutuhan nutrisi anak bisa terpenuhi dengan memberikan anak makanan yang kaya nutrisi saat sahur dan berbuka”, terang Senior Nutritionist Manager Fonterra Brands Indonesia, Ines Yumaha Gulardi.

Dalam sehari, anak biasanya makan lima kali. Pagi, siang, malam dan dua kali makan camilan. Menyiasati bulan Ramadhan yang memungkinkan anak hanya makan dua kali, orang tua harus pandai dalam memilih makanan kaya nutrisi untuk anak.

“Kalau buka sebaiknya dengan camilan yang kaya nutrisi dan melengkapi nutrisi anak dengan minum susu dua kali sehari, yaitu sebelum tidur dan saat sahur,” jelas Ines.

Ia juga menambahkan, berbuka dengan makanan yang manis masih boleh, asalkan tidak terlalu banyak. Selain itu, kebutuhan anak dari karbohidrat, mineral, protein juga sangat penting untuk diperhatikan. Kebutuhan gizi dapat dipenuhi dengan bantuan susu.

“Gizi dalam susu bukan hanya kalsium. Didalamnya terdapat pula makro nutrisi lengkap,” katanya. Ia menyarankan agar anak-anak minum susu 2-3 kali sehari. “Susu mampu menahan rasa lapar lebih lama”, tambahnya.

Hal lainnya yang seringkali terlupakan yaitu minum air 6-8 gelas perhari dan mengurangi aktivitas fisik anak.

Terpopuler