REPUBLIKA.CO.ID, Mengingat banyaknya jamaah, tahun ini MMBI membangun 19 kamar mandi dan WC.
“Jadi, total ada 27 kamar mandi untuk yang iktikaf,” kata Trisno.
Sebelumnya, MMBI setiap tahun menyewa mobil WC keliling untuk memenuhi kebutuhan jamaah.
Agar tak lagi menyewa setiap tahun, MMBI pun mengusulkan kepada Bank Indonesia (BI) agar membangun WC baru dan dapat terlaksana pada tahun ini. Manajer Operasional dan Pelayanan MMBI Slamet Agung Rijadi menyatakan pernah melakukan wawancara secara acak jamaah iktikaf.
Terungkap, ada beberapa jamaah dari Solo. Mereka datang sekeluarga untuk beriktikaf di Masjid Baitul Ihsan. Agung menambahkan, jamaah iktikaf terdiri atas semua kalangan. Dari kelompok usia muda hingga usia lanjut.
Ia bercerita, pernah ada jamaah yang sudah tua, namun tetap semangat mengikuti kegiatan shalat malam. Padahal, imam shalat bacaannya panjang-panjang hingga mencapai tiga juz. Jamaah itu justru senang karena imam fasih dengan bacaannya.
“Kalau capai, saya shalat sambil duduk saja,” ujar Agung menirukan ucapan jamaah tersebut.
Selain itu, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) juga menggelar iktikaf. Humas Ramadhan MASK Adhi Laksono mengatakan bahwa iktikaf berlangsung selama sepuluh hari terakhir puasa.
Puncak iktikaf atau iktikaf akbar pada hari ke-27 Ramadhan atau hari ke-26 malam. Istilah iktikaf akbar, ia mengungkapkan, dilihat dari banyaknya jamaah yang bisa mencapai 6.000-7.000 orang. Dengan banyaknya jamaah, pengurus masjid siap memberikan layanan.
Jamaah bakal mendapat makan sahur. Mereka juga memberikan bimbingan ibadah dan kajian berupa tadarus, tausiyah, dan shalat malam yang dimulai setelah Tarawih. Tak ada program khusus sebab pada prinsipnya jamaah iktikaf akan dibimbing imam.
Pelayanan lainnya dalam bentuk perbaikan dan penambahan fasilitas air. Untuk jamaah perempuan dan laki-laki, ada fasilitas penambahan keran air dan kamar mandi. “Ada sekitar 90 keran wudhu baru dan 20 kamar mandi,” ujar Adhi.
Untuk mengoptimalkan kegiatan tausiyah, pengurus masjid menyediakan proyektor dan pendingin udara. Adhi menyatakan, siapa pun dapat beriktikaf gratis. Ia berharap tahun ini antusiasme jamaah semakin tinggi.
Ia melihat akhir-akhir ini jamaah Tarawih khususnya mengalami penurunan. Adhi mengaku tak tahu pasti alasan penurunan itu, tetapi ia perkirakan karena sering hujan pada sore hari.