Masjid-Masjid Siapkan Iktikaf (1)

Rep: Mgrol22/ Red: Chairul Akhmad

Rabu 16 Jul 2014 11:19 WIB

Masjid Baitul Ihsan (MMBI) Bank Indonesia, Jakarta. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Masjid Baitul Ihsan (MMBI) Bank Indonesia, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Biasanya, situasi masjid berubah seperti pesantren saat kegiatan iktikaf berlangsung.

Sepuluh hari terakhir Ramadhan hampir tiba. Sejumlah masjid mempersiapkan diri menyambut jamaah yang iktikaf atau berdiam diri di masjid untuk beribadah. Banyak di antara mereka berharap memperoleh Lailatul Qadar.

“Jamaah iktikaf selalu ramai, bisa mencapai 700 sampai lebih dari seribu jamaah, terutama pada malam-malam ganjil,” kata Ketua Tim pengarah Manajemen Masjid Baitul Ihsan (MMBI) Bank Indonesia Trisno Nugroho, Senin (14/7).

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ia bercerita bahwa pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, situasi masjid seperti pondok pesantren. Di aula khusus, banyak kopor dan handuk milik jamaah yang menginap untuk beriktikaf.

Sepanjang malam pun menjadi hidup dengan kegiatan shalat dan mengaji Alquran. Jamaah yang datang bukan hanya dari daerah sekitar masjid, melainkan ada juga yang dari luar kota, seperti Depok dan Karawang, Jawa Barat.

Untuk mengelola jamaah dan kegiatan iktikaf, Masjid Baitul Ihsan menggandeng Daarut Tauhid. Trisno menjelaskan, bagi jamaah yang ingin beriktikaf, manajemen masjid menarik infak Rp 15 ribu per malam. Ini untuk makan sahur dan sharing operasional masjid.

Pemungutan biaya bukan tanpa alasan. Menurutnya, masjid mampu melayani jamaah secara cuma-cuma. Namun, infak bertujuan menambah kesungguhan jamaah beriktikaf. Setelah mendaftar, jamaah dapat mengikuti seluruh kegiatan di masjid dan fasilitasnya.

Setiap malam pada pukul 21.00 WIB, ada materi iktikaf yang dipandu ustaz-ustaz bagus, seperti Felix Siauw, Mukhtar Umar, Ary Ginanjar, dan lainnya. “Untuk malam-malam ganjil, akan ada tamu spesial, tahun lalu diisi Ary Ginanjar,” ujarnya.

 

Terpopuler