REPUBLIKA.CO.ID, Selain enak dimakan dengan tapai, lemang juga nikmat disantap dengan durian, bumbu rendang, dan kari ayam.
Berburu takjil di Jakarta? Ini tampaknya bukan perkara sulit. Sebab, di ibu kota negara kita ini terdapat sejumlah pasar takjil yang senantiasa dibanjiri warga menjelang berbuka puasa.
Selain pasar takjil Benhil (Bendungan Hilir) yang kondang, warga Jakarta juga mengenal mengenal pasar takjil di Jalan Kramat Raya, Senen.
Dibandingkan pasar takjil lainnya, pasar takjil di kawasan Senen, Jakarta Pusat, memiliki kekhasan. Ya, karena lapak-lapak pedagang di sini didominasi aneka sajian khas Ranah Minang, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat.
Di jajaran makanan ringan, terdapat lemper, lemang baluwo, bubur kampiun, lape bugis, lupis, talam srikaya, dan ketupat ketan. Berbeda dengan ketupat biasa, ketupat ketan khas Minang ini rasanya gurih. Hal ini karena ketan sebagai bahan utama untuk membuat penganan ini dimasak bersama santan dan sedikit garam selama sekitar empat jam.
Namun, di antara beragam penganan khas Minang yang dijajakan, lemang tapai adalah yang paling diburu pembeli. Kudapan bercita rasa manis dan asam ini merupakan perpaduan antara lemang dan tapai. Lemang terbuat dari ketan putih dan santan, sedangkan tapai merupakan fermentasi dari ketan hitam.
Yang unik dari kudapan ini adalah proses pembuatannya yang menggunakan batang-batang bambu. Nur, salah satu pedagang lemang tapai mengatakan, mengolah kudapan ini butuh waktu tidak sebentar. Untuk membuat tapai, ketan hitam dikukus terlebih dahulu.
''Kemudian, ketan didinginkan lalu diberi ragi dan disimpan dalam wadah tertutup selama tiga hari,'' kata Nur yang telah berjualan lembang tapai di lokasi ini selama lima tahun terakhir.
Sementara, lemang yang terbuat dari ketan putih, dicuci terlebih dahulu hingga bersih, lalu didiamkan semalaman. Pada saat yang sama, bersihkan pula potongan bambu yang akan digunakan sebagai wadah ketan.
Keesokan paginya, ketan dimasukkan ke dalam potongan bambu yang telah dilapisi daun pisang. Kemudian, tuangkan santan yang sudah dibubuhi garam ke dalam potongan bambu berisi ketan tersebut. Potongan bambu dengan isinya itu kemudian dibakar selama empat jam, hingga ketan tampak mengembang.