REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyerukan pejabat di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan nilai zakat yang disumbangkan.
Meskipun bukan seorang Muslim, pria yang akrab disapa Ahok ini pernah mendapat pendidikan agama Islam di sekolahnya dahulu. Ahok mengibaratkan orang berzakat seperti halnya orang yang mendonorkan darahnya kepada orang lain.
Adapun filosofi donor darah sendiri adalah semakin sering orang mendonorkan darahnya, semakin sehat darah yang mengalir dalam tubuh pendonor tersebut.
"Kita bersyukur, Tuhan akan ganti tiga kali lipat, kalau air mampet pasti bau, tapi kalau ngasih terus bakal diberkati macem kayak donor darah," kata Ahok dalam acara Peduli Ramadhan dan Penyerahan Pendayagunaan Hasil Zakat, Infaq dan Shadaqah di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (15/7).
Namun, Ahok mempersilakan jika ada pejabat yang ingin menzakatkan selain di lembaga resmi. Bagi Ahok yang terpenting semua pejabat dan jajaran Pemprov DKI Jakarta harus bisa menyisihkan penghasilannya untuk berzakat.
"Ada juga pejabat yang bayar zakat di masjid atau di BAZIS Nasional. Kita boleh dong lebih dari 2,5 persen. Kalau kebutuhannya masih banyak kan," kata pria kelahiran Belitung tersebut.