Pasien Ginjal Kronis Perlu Waspada Ketika Berpuasa (2-habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Chairul Akhmad

Senin 14 Jul 2014 22:05 WIB

Pasien gagal ginjal. Foto: Antara/Eric Ireng/ca Pasien gagal ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, Ahli diet, Ayman Alawneh, menjelaskan, setiap penyakit ginjal memiliki kebutuhan diet sendiri selama Ramadhan.

Jika dokter menyetujui mereka berpuasa, mereka harus menjaga diet rendah dalam makanan yang kaya protein.

“Hal tersebut untuk menghindari beban tambahan pada ginjal mereka,” tuturnya.

Sementara itu, spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi dan onkologi medik, Prof dr Zubairi Djoerban, menyatakan, penyakit gagal ginjal yang memerlukan cuci darah (hemodialisis) dua kali seminggu adalah penyakit yang tidak ringan.

Jadi, dari aspek kesehatan, ini memenuhi kriteria tidak wajib puasa, sesuai dengan tuntunan agama (al-Baqarah: 184) dan tentu dengan membayar fidyah. “Walaupun, memang pada beberapa pasien gagal ginjal badan terasa sehat setelah cuci darah dan dapat bekerja normal sewaktu tidak hemodialisis,” katanya.

Namun, apakah boleh mereka puasa? Menurut Zubairi, bila pasien merasa sehat dan ingin mencoba puasa, tentu tidak dilarang, kecuali bila kondisinya memburuk atau mengalami mual dan muntah atau tekanan darah meningkat tinggi.

“Jadi, pada hari di luar hemodialisis, silakan puasa. Sekali lagi, dengan catatan bahwa puasa tidak wajib untuk mereka,” ujarnya.

Sewaktu hemodialisis, sering kali pasien juga mendapat pengobatan lain, misalnya, heparin, infus cairan, dan sebagainya. Infus cairan gula kadang juga diberikan.

Pemberian obat-obatan sewaktu hemodialisis bisa dianggap bagian dari terapi hemodialisis. Jadi, silakan pasien penderita gagal ginjal mencoba puasa walaupun tidak wajib.

“Namun, harap diingat bahwa Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah memberikan kemudahan. Jadi, saran saya ikuti kemudahan yang diberikan, tidak wajib puasa,” kata Zubairi.

Terpopuler