Pasien Ginjal Kronis Perlu Waspada Ketika Berpuasa (1)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Chairul Akhmad

Senin 14 Jul 2014 21:58 WIB

Pasien gagal ginjal. Foto: Antara/Eric Ireng/ca Pasien gagal ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, Penderita harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi dan potensi risiko terkait puasa.

Penyakit ginjal kronis dapat dikategorikan dalam lima tahap berdasarkan tingkat keparahannya. Di beberapa negara, penyakit ini memengaruhi sekitar 13 persen dari penduduk.

Pakar kesehatan, Dr Al-Malki, menekankan, kategori keparahan penyakit ginjal pada pasien dapat menunjukkan apakah dia mampu berpuasa atau tidak. Sebagai contoh, pasien dengan gagal ginjal akut tidak cepat pulih.

Pasien dengan penyakit ginjal yang masih didiagnosis penyakit ginjal stadium tiga atau lebih tinggi disarankan tidak berpuasa sebab ginjal mereka gagal untuk mempertahankan tingkat normal cairan tubuh.

"Ini membuat mereka rentan terhadap disfungsi ginjal dan kerusakan ginjal lebih lanjut," ujar Al-Malki, dilansir dari Qataris Booming, pekan lalu. Menurutnya, puasa makan dan minum selama berjam-jam dapat menyebabkan dehidrasi.

Maka, pasien gagal ginjal harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi mereka dan potensi risiko terkait puasa. Biasanya, pasien harus menjalani hemodialisis, jenis terapi penggantian ginjal di mana pasien biasanya cuci darah tiga kali dalam sepekan.

Namun, mereka tetap bisa berpuasa tiga hari lainnya. Al-Malki juga menyarankan pasien transplantasi ginjal agar mematuhi dosis obat mereka.

Pasien dengan transplantasi ginjal yang disertai diabetes juga akan berdampak negatif jika tetap berpuasa. “Oleh sebab itu, mereka harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa,” ujarnya.

Terpopuler