Jamaah Iktikaf Jadikan Masjid Seperti Pesantren

Rep: c78/ Red: Agung Sasongko

Senin 14 Jul 2014 13:32 WIB

Iktikaf Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Iktikaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  JAKARTA -- Tanpa terasa, bulan suci Ramadhan mendekati hari ke-20. Ini artinya, umat Islam akan masuki fase akhir berpuasa. Pada 10 terakhir Ramadhan ini, masjid kembali ramai, dengan orang-orang yang mencari ridha-Nya.

“Jamaah iktikaf selalu ramai, bisa mencapai tujuh ratus sampai lebih dari seribu jamaah, terutama pada malam-malam ganjil,” kata Ketua Tim pengarah Manajemen Masjid Baitul Ihsan (MMBI), Trisno Nugroho pada Senin (14/7).

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ia bercerita bahwa pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, situasi Masjid seperti pondok pesantren. Di aula khusus, banyak kopor dan handuk milik jamaah yang menginap untuk beriktikaf.

Kegiatan sepanjang malam pun menjadi hidup dengan kegiatan shalat dan mengaji Alquran. Jamaah yang datang bukan hanya dari daerah sekitar masjid, tapi ada juga yang dari luar kota seperti Depok dan Karawang.

Untuk menyambut 10 hari terakhir, pihak MMBI membangun 19 kamar mandi dan WC. “Jadi total ada 27 kamar mandi untuk yang iktikaf,” katanya. Sebelumnya, ketika jamaah ramai, MMBI setiap tahun menyewa mobil WC keliling untuk memenuhi kebutuhan jamaah. Agar tak lagi menyewa setiap tahun, MMBI pun mengusulkan kepada BI agar membangun WC baru, dan dapat terlaksana di tahun ini. 

Manajer Operasional dan  Pelayanan MMBI Slamet Agung Rijadi menambahkan, peningkatan pelayanan juga akan ditunjukkan seluruh jajaran pengurus MMBI. Pengurus masjid, kata dia, ada dua kelompok yakni pegawai Bank Indonesia aktif berjumlah 50 orang dan tim pelaksana harian sebanyak 19 orang.

 

Terpopuler