REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Praktik jasa penukaran uang informal mulai marak. Kendati perayaan lebaran masih sekitar setengah bulan lagi, penjaja penukaran nuang receh baru mulai bertebaran.
Seperti jelang perayaan lebaran tahun sebelumnya. Penjual jasa penukaran uang kertas pecahan Rp 1.000, Rp 2.000 Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000 bertebaran sepanjang jln protokol Slamet Riyadi, dan Jln Jenderalo Soedirman (Jensoed) dekat Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI), mulai marak.
Budiana (45), salah seorang penjual jasa penukaran uang kertas pecahan, mengaku memoperoleh untung lumayan. Pekerjaan musiman ini, kata dia, hanya dilakukan setiap menjelang lebaran. ''Untungnya lumayan,'' katanya.
Menurut Budiana, usaha ini memperoleh untung 10 persen dari transaksi uang nominal. Hampir semua penjual jasa mengutip uang jasa 10 %. Misalkan, orang mau tukar uang pecahan Rp 1.000.000, harus bayar Rp 1.100.000. Namun, aga juga penjual jasa keliling dari kantor ke kantor mengutip prosentase lebih dari itu.
Budiana mengaku, melakukan pekerjaan itu sudah sekitar tujuh tahun. Setiap bulan Ramadhan tukar uang pecahan BI. Uang Pecahan dijajakan dipinggir halan. Kali ini, ia bermodal Rp 10 juta. Modal ini berkaat hasil jual motor.
''Hasilnya lumayan, bisa untuk bakdan,'' kata warga asal Sukoharjo ini.