REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia DKI Jakarta berupaya meningkatkan jumlah pendonor darah dari kalangan muda dengan mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah "Kami berharap anak muda dapat menganggap donor darah sebagai gaya hidup sehingga mereka terpacu untuk melakukannya," kata dia Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Dr Salimar Salim di Jakarta, Kemarin.

Berdasarkan data PMI DKI Jakarta 2012, pendonor darah didominasi kalangan muda usia 17-30 tahun dengan persentase 33,3 persen, 24 persen pendonor berusia 31-40 tahun, 25 persen pendonor berusia 41-50 tahun dan 11,8 persen pendonor berusia 51-60 tahun.

"Targetnya minimal 50 persen pendonor di masa mendatang adalah kalangan usia muda," kata wanita berkerudung itu.

Lebih lanjut dia mengatakan jumlah pendonor darah di DKI Jakarta tiap tahun selalu bertambah. Pada 2012 ada 303.603 pendonor darah dan setahun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 330.000 pendonor. Selain menyediakan layanan donor darah di kantor PMI DKI Jakarta, ujarnya, pihaknya juga mengerahkan mobil-mobil unit sehingga masyarakat dapat menyumbang darah tanpa harus datang ke markas PMI.

Selama Ramadhan, mobil-mobil unit PMI DKI Jakarta mendatangi pusat perbelanjaan dan tempat ibadah seperti masjid, gereja, dan vihara demi memenuhi kebutuhan darah yang persediaannya berkurang saat bulan puasa. Selama Ramadhan, stok darah di PMI DKI Jakarta telah berkurang nyaris seperempat dibandingkan bulan-bulan lain. Padahal, kebutuhan darah selama bulan puasa tidak berkurang, yaitu sekitar 1.000 kantong darah per hari.

"Biasanya penyimpanan minimal ada 4.000 kantong darah, sementara stok saat Ramadhan bisa dibilang menipis, per 10 Juli 2014 tercatat ada 1089 kantong darah," kata Salimar. Setiap hari biasanya, katanya, PMI DKI Jakarta menerima sekitar 300 kantong darah, namun jumlahnya menyusut nyaris setengahnya selama bulan puasa.