Non-Muslim Florida Maknai Ramadhan

Rep: Hilyatun Nishlah/ Red: Chairul Akhmad

Kamis 10 Jul 2014 21:14 WIB

Muslim AS saat berbuka puasa bersama. Foto: Reuters/Lucy Nicholson Muslim AS saat berbuka puasa bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA — Masyarakat Florida dari berbagai agama berkumpul bersama dalam acara buka puasa di salah satu masjid di Florida.

Muslim Florida menyambut warga non-Muslim yang ingin bergabung dan mengenal lebih banyak tentang puasa serta agama Islam.

“Rasanya seperti pertama kali saya mengunjungi Gereja Katolik dan saya ingin benar-benar belajar tentang apa yang ada di dalamnya, serta seperti apa cara ibadah mereka,” ujar Stephanie Restrepo, seorang wanita yang dibesarkan sebagai Pentakosta, seperti yang dikutip Onislam, Selasa (8/7).

Pada Ahad lalu Restrepo pergi ke masjid dan mengikuti kegiatan buka bersama. Restrepo bercerita, saat di luar masjid, ia turut melepaskan sepatunya dan mengenakan kerudung hitam putih. Kemudian, ia mengikuti gerakan shalat Maghrib yang dilakukan oleh para jamaah, termasuk ketika bersujud dan membungkuk.

Restrepo merupakan salah satu dari sekitar belasan non-Muslim yang menghadiri open house tahun kelima ini di Masjid An-Noor, Kendall Barat. Wanita yang berusia 25 tahun itu diundang oleh teman dan rekannya, Iram Qureshi (36 tahun).

“Saya mendapatkan informasi secara langsung dari teman saya. Teman saya menjelaskan tata letak dan dekorasi masjid. Banyak kebiasaan yang berbeda dan saya senang untuk belajar tentang hal itu,” kata Restrepo.

Qureshi mengajak Restrepo dengan ajakan, “Ayo pergi, Stephanie karena dirimu tidak tahu siapa kami sebenarnya.” Acara iftar (buka puasa) ini disponsori oleh Organisasi Koalisi Muslim Florida Selatan dan EMERGE USA. Acara itu rutin digelar selama bulan suci Ramadhan.

Sepanjangan acara tersebut terlihat Restrepo aktif berrtanya kepada Qureshit tentang mengapa berpuasa serta berdiskusi mengenai budaya dan kehidupan umat Islam.

“Puasa adalah mendisiplinlkan diri. Jika kita meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk selama 12 atau 16 jam maka saya pikir kita memiliki kemauan dan kekuatan untuk meninggalkan mereka di sisa waktu,” ujar Imam Zakaria Badat, pemimpim jamaah.

Terpopuler