Menyiapkan Generasi Mendatang pada Bulan Ramadhan

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Chairul Akhmad

Kamis 10 Jul 2014 19:57 WIB

Anak-anak belajar mengaji (ilustrasi). Foto: Republika/Agung Supriyanto Anak-anak belajar mengaji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Bacaan ayat-ayat suci Alquran mengalun dari sebuah bangunan di Jalan Nuansa Barat, Kompleks Perumahan Nuansa Hijau, Ubung Kaja, Denpasar. Bacaan Alquran itu dilantunkan secara bergantian oleh belasan remaja dan anak-anak setempat.

Di tempat itulah warga Muslim Nuansa Hijau melaksanakan shalat Tarawih berjamaah. Mereka menggunakan rumah semi permanen tersebut sebagai tempat melaksanakan aktivitas keagamaan selama Ramadhan.

Anak-anak yang bertadarus, mengaji hampir sebanyak dua juz setiap hari dan dilakukan usai shalat Tarawih. “Kami menargetkan bisa dua kali khatam Alquran selama bulan Ramadhan,” kata Evan Suryadiasto, salah satu pengurus remaja di kawasan itu.

Sejumlah teman sebaya Evan, yakni Anisah dan Noval, mengiyakan. Menurut mereka, kebiasaan membaca atau tadarus Alquran sudah lama dilakukan setiap bulan Ramadhan di tempat itu. Bedanya, kali ini yang bertadarus merupakan para remaja dan anak-anak.

Ketua warga Muslim Perumahan Nuansa Hijau, Slamet Wahono, mengatakan, pihaknya sengaja mendorong anak-anak untuk menjadi petugas selama Tarawih. Ada yang bertindak menjadi muazzin, mengisi tadarusan, dan mengatur jadwal penyumbang takjil.

Slamet mengatakan, selama bulan Ramadhan, pihaknya akan melaksanakan Tarawih sebulan penuh dan meramaikannya dengan kegiatan-kegiatan sunah. Peran orang tua yang tahun sebelumnya lebih dominan, mulai dikurangi. Mereka hanya mengawasi dan memberi pengarahan saja.

Kebijakan memberi peluang kepada anak-anak muda untuk mengisi aktivitas Ramadhan ditunjukkan warga Muslim Nuansa Hijau dengan menerima kedatangan dua orang remaja yang diketahui sebagai penghafal Alquran sebanyak 30 juz. Kedua remaja yang menjadi binaan Ustaz Yusuf Mansur itu diberi kesempatan untuk menjadi imam shalat Tarawih selama keduanya memiliki waktu untuk itu.

Slamet mengatakan, kedua remaja tersebut merupakan dua orang bersaudara, Muhammad Fahmi al-Anggawi dan Muhammad Furqon al-Anggawi. Menurutnya, mereka adalah calon pemimpin pada masa yang akan datang.

Menurut Slamet, dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berperan dalam kegiatan keagamaan pada Ramadhan, berarti juga menyiapkan masa depan umat Islam. “Karenanya, kami memberikan kesempatan lebih banyak kepada kalangan remaja dan anak-anak untuk meramaikan suasana Ramadhan,” ujarnya.

Memberi kesempatan kepada para remaja untuk mengisi aktivitas saat Ramadhan juga dilakukan oleh Masjid Al Ikhlas Denpasar. Di masjid yang terletak di kawasan Monang Maning Denpasar tu, setiap selesai shalat Subuh, diadakan ceramah subuh yang diisi oleh para remaja.

Selain remaja setempat, pihak takmir masjid juga menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren Darul Lughoh wad Dakwah, Bangil, Jawa Timur, untuk menugaskan santrinya. Sejumlah santri asal Kota Denpasar yang belajar mengaji di pondok tersebut ditugaskan untuk berceramah secara bergantian setiap usai shalat Subuh.

“Pada saat bulan Ramadhan, mereka kebetulan sedang libur. Jadi, kita minta untuk mengisi ceramah subuh. Tapi, kalau ada remaja lainnya yang ingin memanfaatkan waktu, kami persilakan,” kata salah seorang takmir masjid Al Ikhlas, Muhammad Hamim.