REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW –- Intimidasi dan serangan fisik yang dilakukan terhadap Muslim Myanmar berdampak serius. Umat Islam jadi takut mengunjungi masjid. Itu sebabnya, pemerintah Myanmar harus bersikap tegas dan melindungi hak beragama umat Islam.
Seperti yang dilansir, Onislam, Rabu (9/7), Muslim Myanmar tidak ke masjid sejauh Ramadhan ini bukan karena tidak ingin, melainkan takut mengunjungi masjid di tengah-tengah serangkaian serangan yang mereka hadapi sejak awal bulan suci. Serangan terhadap minoritas Muslim dari mayoritas Buddha di Burma.
“Saya tidak tahu seperti apa situasi kemanan di Masjid sekarang ini. Saya belum ke masjid lagi sejak 2 Juli yang lalu,” ujar seorang pria Muslim yang tidak ingin disebutkan namanya.
Serangan ini terus terjadi sejak pekan lalu terjadi kekerasan di Mandalay. Yang mana sekitar 300 umat Budha termasuk 30 biksu menyerang sebuah warung teh milik seorang Muslim. Mereka menduga bahwa seorang wanita Buddha telah diperkosa oleh seorang laki-laki Muslim.
Sejak saat itulah serangan teruis terjadi kepada umat Muslim, meskipun saat ini tengah dalam nuansa Ramadhan. Umat Buddha melemparkan batu-batu kepada umat Muslim. Bahkan, beberapa dari mereka telah merampok toko-toko, rumah warga Muslim dan saat ini diketahui pula mereka telah merusak masjid dan tiga mobil milik warga Musklim.
Bahkan tidak segan untuk melukai warga Muslim dengan senjata tajam. Hingga kini sudah tercatat serangan Mandalay menyebabkan duab orang tewas dan 20 orang luka-luka, jumlah tersebut disebut oleh pihak kepolisian.
Masjid merupakan korban terbaru dari kekerasan yang terjadi di Mandalay, mereka merusak Masjid saat para jamaah meninggalkan masjid karena khawatir dengan keamanan mereka. Beberapa, penggerebekan oleh kepolisian telah meningkatkan ketakukan umat Islam. Apalagi, setelahumat Buddha menggunakan Muslim untuk membela komunitas mereka.
“Kita tidak bisa mempertahankan diri meskipun kehidupan kkita dalam ancaman. Bahlkan, sekarang kita takut walau hanya memegang sebuah batu bata,”ujar salah seorang Muslim yang tidak ingin menyebutkan nama sedang berdoa di masjid Ko Yan Taw.