Uighur Abaikan Larangan Puasa (2-habis)

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad

Rabu 09 Jul 2014 16:35 WIB

Keluarga Muslim Uighur di Xinjiang. Foto: Antara/Ismar Patrizki/c Keluarga Muslim Uighur di Xinjiang.

Saudi mengecam

Arab Saudi mengutuk keras tindakan Pemerintah Cina. Saudi mendesak negara-negara Muslim mengambil langkah politik dan ekonomi terhadap tindakan represif Cina.

Saudi juga mengajak untuk memboikot produk Cina. "Kami menunggu jawaban Cina," ujar seorang sumber kepada Arab News.

Asisten Sekretaris Jenderal Majelis Dunia Pemuda Muslim Mohammed Badahdah mengatakan, Cina telah menerapkan kebijakan anti-Islam selama beberapa tahun terakhir.

"Cina adalah negara tertutup dan kami mulai mengetahui kebijakan itu dari media sosial. Kita Muslim harus bersatu dan kembali ke ajaran Alquran dan sunah. Kita adalah pasukan besar dengan populasi 1,5 miliar. Kita harus menjadi Muslim yang sebenarnya untuk mendapat pertolongan Allah," ujar dia

Badahdah mengatakan, tindakan Cina merupakan pelanggaran terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang melindungi kebebasan beragama dan berpendapat.

Sebelum Xinjiang berada dalam kekuasaan Cina pada 1949, hampir seluruh populasi merupakan Muslim Uighur. Tapi, jumlah Uighur terus berkurang. Bahkan, pada 2000 jumlahnya berkurang hingga kurang dari setengah.

Cina mendorong puluhan juta etnis Han agar tinggal di daerah kaya minyak, gas bumi, dan batu bara tersebut. "Pemerintah mengatakan, semua orang Uighur yang berjenggot atau berjilbab adalah teroris," kata Abdul Majid yang memiliki toko telepon seluler di dekat Alun-Alun Rakyat.

Duta Besar Cina untuk Malaysia Huang Huikang, Jumat pekan lalu, membantah laporan yang menyebtu Muslim di Xinjiang dilarang berpuasa selama Ramadhan.

“Saya rasa itu tidak benar.  Apakah media Cina melaporkan berita itu? Itu bukan media Cina, betul kan?” ujarnya.  Bagaiamana pun, ia meyakinkan, Kementerian Cina terkait akan menjernihkan atau mengklarifikasi masalah tersebut.

Media-media asing melaporkan, pembatasan puasa di Xinjiang bukan hanya dilakukan pada tahun ini, tetapi juga tahun-tahun sebelumnya. Larangan tersebut tak terlepas dari beragam aksi kekerasan yang terjadi di kawasan tersebut. Otoritas Cina menyalahkan separatis Uighur berada di balik aksi kekerasan.

Namun, otoritas Cina, seperti dikutip media asing, mengatakan, larangan berpuasa bagi murid ditujukan untuk melindungi kesehatan siswa. Sedangkan, larangan melakukan kegiatan keagamaan bagi pegawai pemerintah dimaksudkan untuk memastikan negara tidak mendukung salah satu agama.

Terpopuler