REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita darah tinggi masih berpuasa. Asal, pasien memperhatikan pola makan selama Ramadhan.
Prof dr Zubairi Djoerban, Spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi dan onkologi medik, menjabarkan, dari 43 pasien geriatri yang ditelitinya sebanyak 74,41 persen, di antaranya menderita darah tinggi, dan tetap mampu menjalani puasa. Penelitian itu menyimpulkan, kalau puasa tak berbahaya bagi pasien hipertensi.
Ia menyarankan, kepada para penderita darah tinggi, agar tetap puasa, karena tekanan darah justru lebih mudah dikontrol, saat berpuasa. Lebih lanjut, dr Zubairi menghimbau, konsumsi sayur dan buah tiga kali sehari, harus tetap dilakukan.
Tak hanya itu, olahraga ringan seperti naik sepeda, atau berjalan kaki, juga perlu terus dilakukan. “Saya sarankan olahraga sore hari menjelang buka puasa,” tuturnya. Bila semuanya dijalani, maka puasa bagi penderita hipertensi tetap aman, bahkan menyehatkan.
Dokter Tiara SpS dari Departemen Neurologi FKUI menilai, semakin tua usia seseorang, semakin banyak pula perubahan terjadi pada sistem jantung serta pembuluh darah. Tekanan darah pun menjadi cenderung meningkat, biasanya terjadi pasa usia 30 sampai 50 tahun.
Saat bulan Ramadhan, banyak penderita hipertensi yang masih ragu untuk berpuasa, padahal beberapa dokter membolehkan, asalkan penyakitnya belum kronis. Selain itu, puasa pun menjadi tak masalah, bila pasien mengetahui caranya.